D-ONENEWS.COM

“Alim” Kritik Konsep Transportasi Milik “Risma”

Surabaya,(DOC) Bakal Calon Walikota(Bacawali) Basa Alim Tualeka mengkritik proyek trem, yang digagas Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Pria yang saat ini hendak maju menjadi wali kota dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya Desember mendatang itu menilai, proyek trem tidak akan mampu mengurai kemacetan di kota Pahlawan ini.
Alim, usai mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon wali kota Surabaya di kantor DPC Partai Gerindra Surabaya kemarin mengatakan, proyek trem hanya membuang anggaran. Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak bisa memaksa warganya untuk naik trem ketika hendak ketempat kerja. Warga harus bebas memilih menggunakan moda transportasi apa saja yang mereka inginkan. “Surabaya itu bukan Singapura. Wali kota tidak bisa memaksa warganya untuk naik trem. Penambahan jumlah kendaraan bermotor juga tidak mungkin dibatasi. Saya yakin ketika trem itu jadi dibangun, pasti akan sia-sia. Warga nggak akan mau naik trem. Mereka lebih suka naik kendaraan pribadi,” katanya,Kamis(21/5/2015).
Direktur Utama PT Bintang Ilmu itu memaparkan, untuk mengurai kemacetan, Pemkot harus membangun jalur lingkar luar, baik timur maupun barat Surabaya. Jalan lingkar ini dibangun diatas atas mirip jembatan layang. Kemudian dititik-titik tertentu terdapat jalan yang manghubungkan jalan lingkar tersebut menuju ke pusat kota. Hampir disemua kota-kota yang ada dinegara maju menggunakan konsep seperti ini. “Jadi semua kendaraan tidak harus menumpuk dipusat kota. Ketika hendak ke Surabaya selatan dari arah utara, tidak harus ke pusat kota dulu. Tapi lewat jalur lingkar luar. Ini lebih efektif atas kemacetan,” paparnya.
Alim juga mengungkapkan, dengan adanya jalur lingkar luar ini, maka perkampungan-perkampungan yang ada di Surabaya bisa lebih terlindungi. Ini karena arus masuk kendaraan ke dalam kota mulai berkurang karena sebagian besar melewati lingkar luar. Kemudian, perkampungan, khususnya yang memiliki nilai sejarah, harus mampu dijaga kesejarahannya. Banyak perkampungan bersejarah di Surabaya yang tidak digarap dengan baik. Misalnya kampung Peneleh. “Kalau mau membangun kampung wisata, seharusnya kampung wisata yang bangunannya itu jaman-jaman dulu. Pemkot sekarang menetapkan Jambangan sebagai kampung wisata, padahal bangunannya tidak ada yang jaman dulu. Ini aneh,” terangnya.
Ketua Tim Penjaringan Bakal Calon DPC Partai Gerindra Kota Surabaya, AH Thony mengatakan, saat ini sudah ada sekitar delapan orang yang mengambil formulir pendaftaran bacawali di DPC Partai Gerindra. Dari jumlah itu, yang mengembalikan sebanyak tujuh orang. Diantaranya, Bambang Koessoediarto, Sukoto, Antonius Bachtiar, Sutjipto Joe Angga, Benjamin Kristianto, Dhimam Abror Djuraid dan Alim Basa Tualeka. “Terakhir pengembalian formulir mendatang sekitar 23 Mei mendatang, tapi itu masih tentatif karena menunggu kepastian tahapan Pilkada dari KPU (komisi pemilihan umum). Sehingga kami bisa menyesuaikan,” katanya.(lh/r7)

Loading...