D-ONENEWS.COM

Ditegur Dewan Pers, Ahok Santai

ahok_mundurJakarta,(DOC) – Sikap aroganĀ  Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) yang mengusir wartawan arah.com, Kamis (16/6/2016) lalu, memantik reaksi Dewan Pers dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk melayangkan surat teguran.
Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Ilham Bintang mengatakan pengusiran terhadap wartawan tersebut termasuk tindakan menghalang-halangi pekerjaan wartawan yang berpotensi melanggar UU Pers 40/199. ā€œSelain menjamin, UU Pers juga memberi perlindungan bagi wartawan dalam melaksanakan tugas jurnalistik,ā€ kata Ilham, Jumat (17/6/2016) lusa kemarin.
Ia mengatakan Balai Kota atau kantor Gubernur adalah wilayah publik. Gubernur pun pejabat publik, berkewajiban melayani pertanyaan wartawan.
“Jika Ahok merasa dirugikan oleh pemberitaan wartawan, dipersilakan menempuh mekanisme yang tersedia. Menyampaikan keberatan atau hak jawab kepada media yang bersangkutan,” katanya,.
Jika belum puas dengan proses itu, lanjut Ilham, Ahok bisa melanjutkan pengaduan kepada Dewan Pers. Jika tak puas juga dengan pelayanan kedua lembaga itu, Ahok dipersilahkan mengadukan wartawan secara hukum.
“Saya mau bilang, jauh lebih baik Ahok mengadukan wartawan ke polisi daripada mengusir, memaki dan mengintimidasi wartawan. Tindakan terakhir ini selain melanggar hukum, juga mencederai tata nilai masyarakat Indonesia. Amat tidak pantas dilakukan oleh Gubernur DKI atau siapapun,” kata Ilham.
Ilham mengaku sudah berkali-kali mendapat laporan mengenai tindakan pelecehan profesi dan intimidasi Ahok kepada wartawan karena keberatan terhadap pemberitaan dan pertanyaannya. Dia mengingatkan supaya Gubernur DKI tidak mengulangi tindakan intimidasi terhadap wartawan.
“Tindakan itu bisa berimplikasi hukum yang akan menyulitkan Ahok menjalankan roda pemerintahan di DKI,” ujar Ilham.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Ahok menyatakan tidak mempermasalahkan penilaian Dewan Pers terhadapnya sikapnya. “Ya itu enggak apa-apa saya kira. Saya kira pers juga harus belajar sama-sama, Anda juga mendidik, bukan menarik kesimpulan, bukan mengadu domba orang juga. Sama-sama. Baru fair kan?,” kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta,
Ahok tak suka bila ada orang menarik kesimpulan semena-mena untuk menyerang narasumber, dalam hal ini dirinya. Pertanyaan seorang wartawan yang membuat Ahok marah kemarin dinilainya termasuk tidak benar dan di luar konteks masalah utama.
“Anda jangan tarik kesimpulan dong. Itu pertanyaan enggak betul, ‘Kalau begitu Bapak anggap Bapak paling hebat dong di seluruh negeri ini?’ Kira-kira begitu kan pertanyaannya? Yang lain enggak hebat. Itu kan sudah di luar konteks wartawan juga,” kata Ahok
Ahok menyatakan tak pernah membeda-bedakan identitas wartawan yang menanyainya. Ada wartawan berseragam perusahaan media besar, hingga ada wartawan tanpa seragam yang berasal dari media besar hingga kecil. Untuk peristiwa pengusiran wartawan arah.com kemarin, Ahok tersulut emosinya.
“Makanya saya langsung emosi. Saya tanya, ‘Media apa?’ Begitu (dia dari) media baru dibentuk, saya sudah agak suuzon (berprasangka buruk). Karena saya memang orang politik. Pengalaman saya juga pertanyaan itu dititipkan ke media yang baru dibangun menjelang Pilkada. Nah tapi apakah semua media baru harus semua suuzon seperti itu? Tidak juga,” cetusnya.
Ia mengimbau kepada para juru warta agar tak memancing emosinya soal pemberitaan, Ia ingin berita yang benar namun bukan berarti berita yang mendukungnya. Berita yang benar adalah berita yang sesuai fakta, informatif dan berguna bagi masyarakat.
“Berita yang benar, yang mendidik masyarakat. Di Jakarta ini isunya banyak. Anda kalau memojokkan saya pun, memojokkan yang lebih cerdas. Misalnya Anda laporkan, ternyata masih banyak sungai yang kotor. Masih banyak orang tua yang enggak punya kursi roda. Jadi di mana ini Gubernur, katanya sistem laporannya sudah bagus. Buktinya Qlue-nya enggak jalan,” pungkasnya.(bm/dc/r7)
 

Loading...