D-ONENEWS.COM

Driver Uber Di Non Aktifkan Setelah Todong Penumpang

imageJakarta,(DOC) – Insiden penodongan dengan pistol dilakukan oleh  pengemudi taksi onlineUber di suasana lebaran. Laporan pelanggan Uber yang menjadi korban penodongan tersebut, langsung mendapat respon dari pihak Uber dengan menon-aktifkan driver yang menodong dan menurunkan penumpang sembarang.
“Kami konfirmasikan bahwa pengemudi yang bersangkutan telah dinonaktifkan dari platform Uber segera setelah kami mengetahui tentang insiden tersebut,” ujar Dian Safitri, Head of Communications Uber Indonesia dalam pernyataanya, Rabu (6/7/2016).
Uber juga siap membantu pihak yang berwajib dalam proses hukum yang sedang berlangsung. Pengemudi tersebut saat ini masih diperiksa di Polsek Gambir Jakarta pusat. Selain itu, Uber juga telah menghubungi dan menyampaikan simpati ke pelapor.
“Menyampaikan simpati kami, bahwa kami telah mengembalikan biaya perjalanannya dan memberikan Uber kredit untuk perjalanan mendatangnya bersama kami, ujar Dian.
Sementara itu, dikisahkan oleh Tia, korban penodongan, bahwa peristiwa ini bermula saat dirinya memesan Uber Car untuk pulang ke tempat kosnya di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Sesuai pemesanan lewat aplikasi, datanglah driver Uber Car berinisial AS menggunakan mobil Ford Everest warna hitam bernomor polisi B 16** VKD.
Tia naik mobil Uber Car tersebut bersama ibunya yang tengah sakit, seorang sekretarisnya dan juga seorang temannya bernama Elsa dari Jalan Alaydrus, Jakarta Pusat, sekitar pukul 21.00. Menurutnya sejak awal naik mobil, AS sudah bersikap tak bersahabat dan ketus.
Hingga saat mobil melintas di wilayah Jalan Ir H Juanda sekitar pukul 21.45 WIB, lanjut Tia, AS marah-marah dan meminta mereka semua turun dari mobil. Saat itu, AS tak mau mengantar ke rute tujuan karena jauh dan lalu lintas macet.
Tia dan rekannya Elsa pun tidak terima disuruh turun dari mobil, apalagi saat itu kondisi ibu Tia tengah sakit. Terjadi perdebatan di dalam mobil hingga kemudian, AS berkata-kata kasar dan mengancam, sambil menodongkan pistol.
“Dia bentak-bentak sambil nodongin pistol bilang, ‘saya berhak, enggak bisa, turun semua. Saya yang punya mobil terserah saya, kalian enggak tau saya anggota’,” ujar Tia menirukan kembali ucapan AS saat itu.
Mendapat perlakuan kasar dan ancaman itu, Tia, ibu dan rekan-rekannya pun turun dari dalam mobil dan mengeluarkan barang-barang bawaan yang banyak. Menurut Tia, di jalan tersebut AS juga menodongkan pistol, mencekik dan menampar rekannya Elsa dua kali. Ibunya yang tengah sakit itu pun sampai pingsan karena ketakutan.
Beruntung di dekat lokasi ada pos polisi. Tia pun lari meminta pertolongan. Polisi lalu datang dan mengamankan pelaku di pos polisi tersebut. Saat diperiksa polisi, pistol AS ternyata hanya softgun.
Menurut Tia, di pos polisi itu AS sempat meminta maaf. Namun dia tak terima atas perlakuan AS. Perkara ini pun dilaporkannya ke Polsek Gambir, Jakarta Pusat, sekitar pukul 23.15 WIB dengan Laporan Polisi No Pol: 356/K/VII/2016/SEK GBR dengan kasus tindak pidana perbuatan tidak menyenangkan.
Ditambahkan Tia, AS ini berperawakan besar dengan tinggi sekitar 165 cm dengan penampilan mirip aparat. Tia juga memberikan gambar-gambar di Polsek Gambir AS memiliki lencana penyidik polisi yang diduga palsu, barang bukti airsoft gun, SIM A, serta kartu identitas staf KBRI Kuala Lumpur yang diduga palsu.(dc/r7)

Loading...