D-ONENEWS.COM

Jatim Bulatkan Tekad Tak Impor Kedelai

Surabaya, (DOC) – Pada tahun 2013 produksi kedelai masih mengalami minus. Adapun kebutuhan konsumsi masyarakat Jatim, sekitar 428.188 ton per tahun dengan perhitungan rata-rata konsumsi 11,25 kilogram per kapita per tahun. Sedangkan produksi kedelai yang dihasilkan sebesar 337.283 ton dari lahan 270.000 hektar. Sisanya kurang sekitar 90.900 ton harus dipenuhi dari impor.
Tahun ini, Pemprov Jatim bertekad tak lagi impor kedelai dengan berusaha meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Targetnya, produksi tahun ini dipatok sebesar 490.059 ton dari total luas lahan 344.000 hektar.
“Tahun ini kita bisa mencapai swasembada kedelai. Produksi kedelai Jatim bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Jatim, karena harga sesuai HPP cukup tinggi sehingga petani akan banyak yang berminat tanam kedelai,” ujar Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim, Achmad Nurfalakhi, Kamis (16/1/2014).
Dengan adanya Harga Pokok Pembelian (HPP) kedelai yang mencapai Rp7.400 per kg, kata dia, masyarakat mendapatkan kepastian harga saat panen, sehingga mereka mulai tertarik menanamnya. Terlebih dalam pembelian kedelai, Bulog selalu menyesuaikan dengan harga yang sedang berlaku di pasaran.
Pada tahun 2013 misalnya, dari penyerapan kedelai Bulog Divisi Regional Jatim sebesar 201 ton, seluruhnya dengan harga diatas HPP, yaitu sekitar Rp7.950-Rp8.400 per kg. Selain itu, Dinas Pertanian Jatim juga berupaya melakukan perluasan lahan produksi. Di antaranya keberjasama dengan PHBM, Pemanfaatan Hutan Bersama Masyarakat di lahan seluas 10.000 hektar. Penanaman kedelai juga dilakukan di lahan yang biasanya masih panen dua kali dan di beberapa lahan yang bisa dilakukan dengan metode tumpang sari. Di Ponorogo misalnya, kedelai bisa ditanam di tegalan kayu putih.
“Tahun ini, total perluasan lahan kedelai mencapai 77.000 hektar yang sebagian berada di Banyuwangi, Bojonegoro, Nganjuk, Blitar dan Tulungagung,” tegasnya.
Selama ini, kata dia, sentra kedelai seperti Pacitan, Pasuruan, Bojonegoro memang surplus kedelai. Namun, secara kumulatif di tingkat provinsi masih minus. Ia menilai penanaman kedelai memerlukan musim panas yang agak panjang. Kondisi itu bertolak belakang dengan kondisi cuaca 2013 yang memiliki musim penghujan lebih banyak.
Guna meningkatkan produksi kedelai, Pemprov Jawa Timur telah merancang bantuan tambahan bagi petani berupa pemberian bibit kedelai pada daerah sentra penghasil kedelai. Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf beberapa waktu lalu. “Kedelai itu kan tergantung cuaca, tergantung harga, tergantung macem-macemlah. Itu memang problem kita. Tapi kita akan terus mendorong untuk mengurangi impor. Caranya dengan meningkatkan produksi dengan memberikan bantuan bibit kedelai,” kata Gus Ipul.
Untuk bantuan tersebut, pihaknya berencana lebih memperbanyak suplai bibit kedelai ke beberapa sentra kedelai di Jatim. “Yang jelas kami beri dukungan benih untuk petani, karena ini program dari pemerintah pusat. Dari provinsi sendiri akan kami suplai ke penangkar benihnya. Kita beri masing-masing Rp 80 juta kepada 200 lebih kelompok penangkar benih yang ada di sentra-sentra itu,” ujarnya.
Anggaran tersebut meningkat dibanding tahun lalu yang hanya mencapai Rp 70 juta. Pemprov berharap, dengan ditambahnya jumlah anggaran para petani kedelai di Jatim lebih banyak yang mau mengembangbiakkan kedelai. “Kami berharap petani kita lebih berminat untuk menanam kedelai,” ujarnya. (r4)

Loading...