D-ONENEWS.COM

Kinerja Poda Jatim Disoal Terkait Kasus Gafatar

IMG_20160111_201014Surabaya,( DOC ) – Kasus anak hilang terus bergulir dan terus bertambah, kali ini Erri Indra Kausar (20 tahun) mendadak meninggalkan keluarganya. Mahasiswa ITS jurusan Elektro Kelas EB angkatan tahun 2013 itu diduga terkait Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) di luar Jawa .
 
Belum jelas kemana perginya. Saat pergi, ia membawa tas rangsel dan barang yang disimpan di dalam kardus. “Sudah kita laporkan Polda Jatim,” kata Erna Nurindra, ibunda Erri saat ditemui di rumahnya di kawasan Komplek TNI AL, Kenjeran, Senin (11/1/2016) malam.
Menurut ibunda, Erri pergi pada setelah disusul kawannya pada Senin, 17 Agustus 2015 sore. “Nggak pamit mau kemana, ya biasa kayak biasanya kayak kalau ada kegiatan,” kata Erna.
Hingga Pukul 21.OO Wib, tidak ada kabar dari Erri yang alumnus SMAN 3 Surabaya ini. “Saya pikir ada kegiatan tapi besoknya saya terasa anak ini kok ga ada kabar sama sekali. Saya telpon ga bisa, saya SMS ndak dibalas,” katanya.
Pada hari ke empat, Erna menyadari jika adanya menghilang. Namun pada hari yang sama, Erri menghubungi melalui ponsel ke ibunya. “Saya nangis nangis, saya tanya tidak ngaku posisinya di mana. Ia menanyakan kondisi bapak dan ibu saja serta kakaknya,” ungkap Erna.
 
Pada Tanggal 9 September 2015, Erri mengirimkan pesan melalui SMS kepada keluarga. Ia mengabarkan kondisinya baik dan berada di suatu tempat di luar Pulau Jawa. “Sampai sekarang SMS itu saya simpan,” kata dia.
Erna menyatakan tidak mengetahui anaknya terlibat Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR) Kota Surabaya. “Saya tidak tahu, ya bapaknya yang menduga-duga itu,” katanya.
Erna berharap Erri segera pulang dan berkumpul kembali ke keluarga. Erna mengungkapknya jika anaknya bungsu ini sebagai sosok yang pendiam.  “Saya kangen, ya semoga segera pulang dan sehat-sehat saja,” katanya.
Yang mengejutkan ibunya, Erri diam-diam sudah menyiapkan kepergiannya jauh-jauh hari. Sebab, Erri sudah menyiapkan selembar surat tulisan tangan yang ditinggal di dalam kamar.
“Surat itu kita temukan dua minggu setelah Erry tidak pulang di dalam kotak di kamarnya,” kata Erna.
“Bapak malam ini Senin (11/1/2016) lagi ke Polda Jatim menanyakan kelanjutan laporannya,” tambahnya
Namun, usaha Suharijono mendatangi Polda Jatim tidak mendapat jawaban memuaskan. Ayah Erri yang merupakan pensiunan TNI AL disarankan untuk pergi ke Yogyakarta.
 
 
“Saya malah disuruh koordinasi dengan Polda DIY. Alasannya, karena yang berhasil menemukan dr Rica adalah Polda DIY, kata petugas intelkam Polda Jatim, siapa tahu disana bisa mengetahui keberadaan Erri,” ujar Suharijono saat, dihubungi melalui sambungan telepon selulernya.
Bahkan Hari sempat memprotes pernyataan salah satu anggota intel Polda Jatim yang menyarankan dirinya ke Polda DIY. “Saya kan warga Surabaya dan saya laporan disini. Kok disuruh ke Yogyakarta,” ujarnya.
Hari sapaan akrab ayah kandung Erri juga mengungkapkan berbagai upaya pencarian anaknya juga dilakukan secara individu serta meminta bantuan intel Lantamal V TNI AL dengan harapan bisa segera ditemukan.
“Saya pernah sampai ke Pontianak setelah hasil pelacakan sinyal yang dilakukan intel Lantamal V menunjukkan jika Erri berada di Pontianak. Seminggu saya kesana tapi hasilnya nihil,” ujarnya.
Pernah juga terlacak sinyal Erri berada di Anyer, Banten. Hari pun langsung bergerak mencari anaknya. “Saat itu, posisi sinyal Erri berada di pantai Anyer. Setelah sampai disana, hasilnya sama dengan dengan Pontianak,” imbuh Hari.
Terkahir posisi Erri, lanjut Hari dari pelacakan sinyal ada di Kima, Tamalanrea Makasar, Sulawesi Selatan. Namun, lagi lagi upaya pencarian tidak ada hasil.
 
Perlu diketahui bahwa, Di website Gafatar, organisasi ini disebut dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada tahun 2012. Awalnya, organisasi berlambang sinar matahari berwarna oranye ini terdiri dari 14 DPD.
Tidak ada update soal jumlah kepengurusan, namun di website lain disebutkan jumlah kepengurusan berkembang hingga 34 DPD.
Dasar pendirian organisasi adalah belum merdekanya Indonesia. Menurut mereka, Indonesia masih dijajah neokolonialis. Di sisi lain, para pejabat serakah dan kerap bertindak amoral. Kenyataan ini membuat kami terpicu untuk berbuat.
Program kerja Gafatar diantaranya ketahanan dan kemandirian pangan. Mereka memajang dokumentasi kegiatan seperti perkemahan, pelatihan kebencanaan, pelatihan untuk remaja, dan lain-lain. Update terakhir webiste dilakukan pada 29 Mei 2015. Isinya soal kegiatan perkemahan angkatan III di Bogor.
Juga ada beberapa berita terkait Gafatar. Salah satunya soal pernyataan Ketum Gafatar Mahful Tumanurung. “Gafatar Bukan Organisasi Keagamaan,” demikian judul postingan tertanggal 28 Februari 2015 itu.
“Gafatar tidak akan berevolusi menjadi organisasi keagamaan dan politik,” kata Mahful sambil mengimbau anggota agar tidak melacurkan diri dan menggadaikan organisasi untuk kepentingan sesaat. ( Tim )
 

Loading...