D-ONENEWS.COM

Pemkot Akan Revitalisasi Koperasi Pasif

Surabaya,(DOC) – Selama 2014 lalu, terdapat 280 koperasi yang kinerjanya tidak memuaskan. Menyikapi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak tinggal diam. Pemkot pun berupaya merevitalisasi koperasi tersebut. Sayangnya, dari 280 koperasi pasif tersebut, hanya 20 koperasi saja yang bisa direvitalisasi.
Guna meningkatkan kinerja koperasi, Pemkot berupaya agar soko guru ekonomi Indonesia itu bisa berkembang di masyarakat. Pada 2014, Pemkot mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk meningkatkan kualitas koperasi. Sayangnya, dari alokasi yang ada, penyerapannya kurang maksimal. Total penyerapan hanya 77% atau sekitar Rp2 miliar. Pada tahun 2014 dari total 1.357 koperasi yang aktif di Surabaya, sebanyak 306 unit diantaranya adalah koperasi berkualitas. “Jika dibandingkan dengan target yang kami ditetapkan sebanyak 172 unit koperasi berkualitas, maka capaian kinerjanya mencapai 177%,” ujar Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Sabtu(16/5/2015).
Data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya menunjukkan, selama 2014 juga muncul koperasi-koperasi baru. Setidaknya, ada sebanyak 23 unit koperasi baru yang dibentuk masyarakat. Sedangkan jumlah koperasi hasil bentukan dari Pemkot Surabaya sebanyak 31 unit. Jadi total koperasi baru selama 2014 sebanyak 54 unit. Sebenarnya selama 2014 Pemkot menargetkan jumlah koperasi baru sebanyak 30 unit. Sehingga, capaian selama 2014 jauh melebihi target.
Pemkot juga mengalokasikan dana pendukung bagi keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Selama 2014, Pemkot menyiapkan anggaran sebesar Rp35 miliar. Tapi sayangnya, dari jumlah itu hanya terserap 56% atau sekitar Rp19 miliar. Tolak ukur keberhasilan program ini adalah dari jumlah kelompok pelaku usaha kecil yang memiliki daya saing. “Selama 2014, jumlah kelompok usaha skala mikro kecil yang memiliki daya saing sebanyak 60 kelompok. Capaian ini melebihi dari yang kami tetapkan sebanyak 59 kelompok,” pungkas Risma, panggilan Tri Rismaharini.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Erwin Tjahyuadi menyesalkan rendahnya serapan anggaran untuk pengembangan koperasi tersebut. Menurut dia, rendahnya serapan anggaran ini menujukkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola dan mengembangkan koperasi. Seringkali, proses lelang untuk pembangunan sentra kuliner ini gagal. Sentra kuliner di Surabaya mayoritas dikelola oleh koperasi. Gagalnya lelang proyek sentra kuliner ini seringkali disebabkan lahan yang bermasalah. “Sebelum Pemkot membangun sentra kuliner, seharusnya ada kajian yang matang terlebih dulu. Jangan asal bangun saja. Nanti ada masalah dikemudian hari,” katanya. (lh/r7)

Loading...