D-ONENEWS.COM

Peserta UN Habitat Akan Disuguhi Banjir Dimakam Peneleh

rumah_bung_karnoSurabaya,(DOC) –Kunjungan delegasi UN Habitat di beberapa kawasan di Surabaya pada pertengahan tahun ini, nampaknya akan mengalami kekecewaan.  Pasalnya salah satu kawasan yang  bakal dikunjungi delegasi UN Habitat, saat konferensi PBB tentang permukiman Juli 2016 mendatang yaitu kawasan Peneleh, terancam banjir. Penyebab banjir tersebut karena saluran utama di Jl Makam Peneleh, kini tertutup bangunan permanen dan tidak dibongkar saat kerja bakti massal di Makam Peneleh akhir bulan Mei lalu.
Hampir semua bangunan di Jl Makam Peneleh sepanjang 100 meter menjorok melebihi persilnya. Maju 3 meter hingga 5 meter. Mulai Bangunan nomor 28 hingga nomor 44.  Bahkan Bangunan di Jl Makam Peneleh nomor 40, hingga 44 semuanya berdiri di atas saluran. Semuanya berada di sisi selatan Makam Belanda Peneleh.
Padahal kampung kebangsaan ini bakal dipamerkan pemkot Surabaya saat ribuan delegasi negara-negara sahabat ke Surabaya 25-27 Juli 2016 mendatang. Mereka berencana berkunjung ke Makam Belanda, juga rumah kelahiran Bung Karno di Jl Pandean IV, dan Rumah HOS Tjokroamninoto Jl Peneleh VII.
Sekadar tahu saja, tempat-tempat yang akan dikunjungi itu selalu banjir, bahkan sekalipun hujan tidak deras.  Menurut Imam Syafii, Warga Peneleh,  penyebab utamanya adalah saluran utama yang menuju kalimas tersumbat bangunan. “Kami berkali kali laporan ke Pemkot tidak pernah ditindaklanjuti,” keluhnya, Sabtu(11/6/2016).
Warga lainnya, Nur, juga menerangkan, semula, aliran air lancar karena gorong-gorong Peneleh yang dibangun Belanda cukup besar. Namun sekitar 1980-an kawasan ini tidak terurus.
Pasar berdiri di atas gorong-gorong, saluran juga dibuat parkir bus, Fasilitas Umum(Fasum) jadi garasi. “Sekarang makin parah lagi, karena puluhan  rumah  berlomba memakan median jalan sampai saluran di jalan Makam Peneleh”, katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPRD Surabaya, Ir Armudji  khawatir saat ribuan delegasi UN Habitat datang ke Peneleh, ternyata banjir. “Siapa yang bisa memperediksi musim. Wong sekarang saja yang harusnya kemarau, masih hujan,” katanya.
Armudji mengatakan, persoalan ini harus segera diambil jalan keluar. Sebab menurut  catatannya, dampak banjir di kawasan tengah kota ini cukup luas.  Semua kampung di Peneleh, Pandean, Grogol, Lawang Seketang, hingga Undaan selalu banjir akibat kondisi saluran ini.
Politisi PDIP ini meminta Pemkot segera membongkar bangunan permanen di atas saluran dan menormalisasi saluran di Jl Makam Peneleh.
“Mau ditaruh ke mana muka kita, jika delegasi UN Habitat tahu penyebab banjir bukan curah hujan, tapi pembiaran pelanggaran,” tegasnya.(r7)

Loading...