D-ONENEWS.COM

Sirkuit Balap di GBT Hanya Wacana Dewan

Surabaya,(DOC) – Rencana proyek pembangunan sirkuit di sekitar stadion Gelora Bung Tomo (GBT) rupanya tidak jelas. Hingga saat ini, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya belum mengetahui bahwa ada rencana pembangunan lintasan balap itu.

Kepala Dispora Kota Surabaya, Afghani Wardhana mengaku, belum dapat memberi pernyataan terkait proyek sirkuit di Surabaya barat itu. Pihaknya sejauh ini belum ada masukan atau pemberitahuan apapun untuk proyek sirkuit. “Soal sirkuit di GBT saya no comment. Sekarang saya belum ada informasi tentang itu. Belum ada instruksi apapun terkait sirkuit. Sampai saat ini belum ada wacana dan informasi tentang itu (sirkuit GBT). Mohon teman-teman memahami untuk saya tidak mengeluarkan pernyataan apapun,” katanya, Jumat(28/5/2015).

Terkait dengan rencana penutupan sirkuit di Kenjeran Park (Kenpark) yang berdampak pada terganggunya latihan para pembalap, mantan Sekretaris DPRD (Sekwan) Kota Surabaya ini juga enggan berkomentar. Dia mengaku belum memiliki referensi apapun terkait rencana penutupan sirkuit sepanjang 1,1 kilometer tersebut. “Terkait keluhan atlet yang tidak bisa berlatih ya kami tunggu keputusan dari wali kota seperti apa. Saya sementara terkait sirkuit no comment dulu. Solusi soal tempat latihan atlet pasti ada, tapi untuk saat ini saya belum bisa menjelaskan terkait hal itu. Nanti kalau saya sudah punya bahan dan solusi, saya akan undang teman-teman untuk menjelaskan soal hal itu,” terangnya.

Sementara itu, diketahui, Pemkot Surabaya pada APBD 2015 mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 juta untuk biaya Detail Engineering Design (DED) proyek sirkuit di GBT. DED ini berisi tentang perencanaan detailsirkuit sekaligus berapa besaran anggaran ketika proyek tersebut hendak dikerjakan. “Keberadaan sirkuit yang ada di Surabaya barat, di GBT ini untuk mengakomodir kepentingan anak muda yang suka balapan motor. Daripada balapan liar di jalanan dan membahayakan orang lain dan diri sendiri, kan lebih baik dibuatkan sirkuit,” ujar Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Agustin Poliana.

Keberadaan sirkuit ini, selain menjadi tempat penyaluran hobi anak muda yang suka balap motor, juga untuk menggairahkan olah raga di Surabaya. Selama ini 2014 ini, prestasi olah raga di kota Pahlawan ini bisa dikatakan turun. Tahun 2014, Pemkot mengalokasikan anggaran Rp9 miliar untuk bonus bagi atlit berprestasi. Sayangnya, anggaran tersebut hanya terserap Rp1 miliar. Selain itu, sirkuit ini diharapkan mampu menggairahkan stadion GBT. Tiap tahun, Pemkot Surabaya harus mengeluarkan uang sebesar Rp4,4 miliar untuk biaya operasional stadion yang diresmikan pada 2010 itu. Anehnya, pendapatan GBT pertahunnya hanya Rp1,1 miliar. “Saya sendiri belum mengetahui secara persis dimana lokasi yang tepat untuk sirkuit nanti. Semua tergantung dari hasil DED,” kata Agustin.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu berencana membangun sirkuit di stadion GBT. Menurut orang nomor satu di Surabaya ini, kenakalan remaja banyak disebabkan oleh hobi dan kegemaran mereka yang tidak terfasilitasi. Sedangkan mereka memiliki energi yang berlebihan. Dia menceritakan, pernah suatu waktu bertemu dengan salah satu remaja laki-laki yang suka kebut-kebutan. Lalu mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menghampiri anak tersebut. Anak laki-laki itu kemudian mengatakan pada dirinya, bahwa dia dijauhi teman-temannya, lantaran suka ngebut ketika naik motor. “Kamu enggak minum-minuman keras kan waktu ngebut,” tanya Risma.(lh/r7)

Loading...