D-ONENEWS.COM

Tega, Aparat Mutilasi 2 Anak Kandungnya Sendiri

mutilasiPontianak,(DOC) – Kasus pembunuhan kejam kembali terjadi di negeri ini. Kali ini pelakunya adalah seorang aparat kepolisian yang tega membunuh dan memutilasi 2 anak kandungnya sendiri, yang masih berusia 3 dan 5 tahun..
Pelaku pembunuhan mutilasi, Brigadir Petrus Bakus anggota Intelkam Polrest Melawi, Pontianak Kalimantan Barat, melakukan aksinya di rumahnya sendiri, di Gang Darul Falah, Asrama Polrest Melawi, pada jam 00.15 WIB dini hari, Jumat(26/02/2016).
Terbongkarnya aksi sadis pelaku pembunuhan ini, berawal dari seorang wanita berinisial W yang berlari berusaha menyelamatkan diri dan menggedor – gedor pintu rumah tetangganya.
W adalah istri sang pelaku yang saat itu meminta perlindungan Brigadir Sukadi, anggota Satuan Intelkam Polres Melawi yang tinggal di sebelah rumah dinas pelaku. Teman kerjanya itu, langsung mengamankan W ke rumahnya dan mengunci dari dalam.
Kemudian, Brigadir Sukadi melihat pelaku duduk di teras rumahnya. Saat itu, pelaku berkata, “Sudah saya bersihkan, Bang. Saya menyerahkan diri.”
Pada saat yang hampir bersamaan, pukul 00.20 WIB, Kapolsek Menukung AKP Sofyan yang menginap di Rumdin Kasat Intelkam –samping lain rumah pelaku– mendengar keributan. Kemudian, dia membangunkan Kasat Intelkam Polres Melawi.
Keduanya segera mengeceknya. Mereka melihat pelaku sedang duduk bersama Brigadir Sukadi. Kemudian, Kasat Intelkam Polres Melawi menanyakan apa yang terjadi, dan pelaku mengaku telah membunuh buah hatinya..
Sebelumnya, Brigadir Petrus membunuh dan memutilasi 2 anak balitanya. Dia kemudian mendatangi istrinya, W, sembari membawa parang. Dia kemudian berkata, “Mereka baik, mereka mengerti, Mereka Pasrah. Maafkan papa ya, Dik.”
Kata-kata Brigadir Petrus membuat W tambah kaget. W bergegas ke kamar yang biasa digunakan Brigadir Petrus dan kedua anaknya. W pun shock.
“Ketika itu istrinya minta waktu untuk menengok anaknya, dan diberitahu oleh suaminya kalau anak-anaknya sudah meninggal. Kemudian istrinya meminta diambilkan minum sebelum dibunuh,” tutur Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Ajun Komisaris Besar Arianto.
Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto mengatakan, berdasarkan keterangan W, Brigadir Petrus dalam seminggu terakhir ini kerap marah-marah sendiri di dalam rumah.
“Di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita sering mendapat bisikan,” jelas Arif, Jumat(26/2/2016).
Dugaan sementara, Pelaku mengalami gejala skizofrenia atau gangguan mental yang sering delusi, halusinasi, berbicara tidak teratur, perilaku tidak teratur, gejala negatif, atau kurangnya motivasi. Brigadir Petrus mengidap gejala ini, sejak Ia berusia 4 tahun. “Pada saat kecil umur 4 tahun, sering mengalami kejadian serupa dan badan terasa kedinginan,” terangnya.(L6/r7)

Loading...