D-ONENEWS.COM

Tim Medis DPPK Tak Temukan Hewan Qurban Penyakitan, Hanya Stress dan Diare

ilustrasi : hewan qurban

Surabaya,(DOC) – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian (DKKP) Kota Surabaya melakukan peninjauan di Sentra penjualan hewan qurban di kawasan MERR Jalan Ir Soekarno, Senin (28/8/2017).
4 orang petugas dari Bidang Peternakan dibantu tiga mahasiwa jurusan Kedokteran Hewan Unair men-check satu persatu kondisi hewan qurban yang dijual oleh 50 pedagang disepanjang jalan tersebut.
Pemeriksaan dilakukan dibagian bagian mata, mulut, dan kotoran. Hasilnya petugas menemukan banyaknya sapi stress karena harus beradaptasi dengan lingkungan kota Surabaya yang panas. Kondisi sapi qurban nampak lemas.
“Misalnya sapi limosin, dia terbiasa di lingkungan dingin, namun di Surabaya dengan kondisi yang panas biasanya sapi masih butuh adaptasi,” kata Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Surabaya Meita Irene Wowor.
Selain itu, banyak kambing yang terkena diare dan matanya belekan atau keluar kotoran. Tindakan DPPK memberikan salep dan vitamin agar hewan qurban tersebut kembali sehat sebelum disembelih pada hari raya Idul Adha yang kurang 4 hari lagi.
Dalam kesempatan itu, DPPK menemukan seekor sapi yang cacat tak bisa berdiri tegap, karena kakinya terkilir. Hewan qurban itu dilarang untuk dijual ke konsumen.
“Kemungkinan terkilir kakinya saat menurunkan dari kendaraan. Sebab semua kambing dari Sapi di sini mayoritas dari luar kota. Nah saat turun dari kendaraan dimungkinkan ada luka sehingga pincang. Kalau menurut syariatnya, hewan qurban itu tidak boleh disembelih lantaran kondisinya cacat,” tandas Meita.
Meski begitu, DPPK tetap memberikan penanganan medis dengan menyuntik sapi tersebut dengan antibiotik dan cairan serum untuk mengobati kakinya yang pincang.
“Kalau mau dijual sebagai sodaqoh tidak apa-apa. Tapi kalau untuk kurban tidak boleh,” imbuhnya.
Sapi dan kambing yang mendapat suntikan antibiotik tidak boleh dikomsumsi selama 5 hari. Mengingat antibiotic yang masuk kedalam tubuh hewan qurban dapat menimbulkan residu yang mengakibatkan kekebalan bagi manusia yang mengkonsumsinya.
“Kami masih akan terus keliling. Hari ini serentak di Benowo, Pakal, Sambikerep dan Bulak Banteng. Besok akan keliling di non sentra yang di kampung-kampung,” pungkasnya.(r7)

Loading...