Surabaya,(DOC) – Demo Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Surabaya yang berakhir rusuh, Kamis(8/10/2020) minggu lalu, membuat sejumlah elemen prihatin. Demo yang diwarnai aksi vandalisme dan anarkisme hingga merusak sejumlah fasilitas umum menjadikan puluhan tokoh dan Arek-arek Suroboyo berkumpul untuk menyuarakan keprihatinan mereka atas kerusuhan yang melanda Kota Surabaya. Mereka berasal dari berbagai organisasi dan profesi yang menamakan diri Jogo Suroboyo (Jogoboyo), mendatangi Mapolrestabes Surabaya untuk membantu pihak kepolisian dalam mengantisipasi tindakan brutal dan anarkisme yang dilakukan demonstran menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
“Demo silakan, menyampaikan aspirasi monggo. Tapi jangan rusak kota kami. Jangan bikin gaduh di kota kami, Surabaya,” kata Kusnan Hadi, dalam pernyataan sikapnya di Mapolrestabes Surabaya, Selasa(13/10/2020).
Ia menambahkan, para komunitas Jogoboyo ini juga siap membuat posko-posko pengamanan di daerahnya masing-masing.
“Posko akan kami dirikan ditiap kelurahan untuk memantau aksi,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol. Jhony Edison Isir mengungkapkan terimakasih atas apresiasi warga Surabaya yang tergabung dalam komunitas Jogoboyo.
“Warga bisa bekerjasama dengan kepolisian untuk menjaga Surabaya agar terhindar dari aksi anarkhisme,” ungkapnya.
Seperti diketahui, bahwa aksi demo menolak UU Cipta Kerja di Surabaya tetap berlangsung dari elemen buruh, namun jumlahnya hanya puluhan dan tidak melakukan tindakan anarkhisme. Berbeda dengan aksi demo di Jakarta pada Selasa(13/10/2020) hari ini, yang masih diwarnai dengan kerusuhan.(hadi)