Surabaya, (DOC) – Menginjak usia 73 tahun Kemerdekaan, ternyata masih banyak persoalan yang perlu mendapat perhatian serius dari semua elemen masyarakat. Terutama persoalan keadilan dan kesejahteraan yang kini kian jauh dari cita-cita para founding fathers.
Hal ini tercermin dari penguasaan SDA yang hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Di mana sebanyak 1 persen orang kaya di Indonesia menguasai 46 persen kekayaan Indonesia.
Selain itu, sumber-sumber penghidupan yang strategis seperti energi, pangan, air, tanah dan finance telah dikuasai asing.
Berangkat dari situasi itulah, Ketua Panitia Nasional Pra Kongres Boemipoetra Nusantara, Muhardi Zainudin bersama Dr Gunawan Adji selaku Ketua Panitia Pelaksana Seminar Sesi 5 wilayah Jawa Timur menggelar acara ini.
Muhardi mengatakan bahwa pada 20 September 2018 di Universitas Sunan Giri akan diadakan seminar sesi 5 Pra Kongres Boemipoetra Nusantara Indonesia yang bertajuk “Boemipoetra Pendiri NKRI, Boemipoetra Pemilik NKRI dan Boemipoetra Penguasa NKRI”.
“Seminar serupa juga dilakukan di berbagai kota di Indonesia seperti Makassar, Yogyakarta, Padang dan Surabaya sebelum menuju Kongres Boemipoetra Nusantara yang akan diselenggarakan di Jakarta pada bulan November 2018,” katanya.
Rangkaian seminar yang diadakan di berbagai kota ini, kata Muhardi, bertujuan untuk mengungkapkan dan menegaskan kembali atas peran, hak dan kewajiban boemipoetra dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Selain itu, menyikapi secara kritis dan komprehensif permasalahan yang terjadi saat ini khususnya permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin tajam,” terangnya.
Menurut dia, kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat luas bahwa boemipoetra merupakan Pendiri, Pemilik, Penguasa NKRI. “Mewujudkan kekuasaan boemipoetra Nusantara Indonesia pada setiap dimensi ASTA GATRA nasional,” imbuh Muhardi.
Acara ini pun bakal dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan berbagai Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Masyarakat (ORMAS) di Surabaya.
Pembicara pada acara ini adalah para akademisi dan para praktisi yang pakar di bidangnya yaitu Prof. Dr. Kaelan yang akan berbicara status boemipoetra menurut paradigma ideologi pancasila.
Selain itu, Chusnul Mar’yah, Ph.D akan berbicara status boemipoetra Indonesia pra invasi Belanda dan pasca invasi hingga era reformasi. Prof. Dr. Sobar Sutisna akan berbicara status sospol boemipoetra menurut paradigma penguasaan geografis NKRI.
Dr. M. Dahrin La Ode, M.Si juga dipastikan akan berbicara mengenai status Boemipoetra menurut paradigma politik NKRI”. Sementara itu, Dr. Sugiri Syarief, M.PA akan berbicara status boemipoetra Indonesia menurut paradigma demografi.
Disusul, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso akan berbicara status boemipoetra nusantara menurut pertahanan dan keamanan NKRI. Dr. Ichsanuddin Noorsy BSc, SH, M.Si akan memaparkan status boemipoetra menurut pembangunan ekonomi nasional”. Sementara Marzuki Alie, S.E, M.M, P.hD akan berbicara kebangkitan ekonomi boemipoetra.(p4)