Surabaya,(DOC) – DPRD Kota Surabaya menegaskan rencana pinjaman daerah senilai Rp2,7 triliun tidak menjadi beban, melainkan peluang besar untuk mempercepat pembangunan infrastruktur strategis.
Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, memastikan Surabaya layak mengajukan pembiayaan alternatif. Pernyataan itu ia sampaikan setelah rombongan dewan melakukan konsultasi ke Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta.
“Berdasarkan studi kelayakan dan dokumen yang di terima Kemendagri, Kemenkeu, serta Bappenas, Surabaya sangat memenuhi syarat,” ujar Toni.
Pemerintah Kota akan mengajukan pinjaman periode 2026–2027 dengan total Rp3,15 triliun. Rinciannya, Rp2,71 triliun melalui PT SMI dan Rp447,8 miliar dari Bank Jatim.
Dana ini di gunakan untuk membiayai sejumlah proyek strategis, antara lain: Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), Flyover Dolog, Pelebaran Jalan Wiyung, Saluran Diversi Gunungsari, Jalan Tembus Dharmahusada, Penanganan genangan, Pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Infrastruktur Jadi Motor Pertumbuhan
Toni optimistis proyek infrastruktur akan memicu pertumbuhan ekonomi Surabaya. Ia mencontohkan pembangunan saluran Diversi Gunungsari yang ditarget rampung pada 2025. Proyek ini di yakini mampu membuka pusat usaha baru dan menciptakan lapangan kerja pada 2026.
“Dengan adanya akses baru, masyarakat bisa langsung merasakan manfaat ekonomi,” katanya.
DPRD Surabaya berkomitmen mengawal pemanfaatan dana pinjaman agar tepat sasaran. Toni menegaskan seluruh fraksi akan menugaskan anggotanya untuk mengawasi realisasi proyek di lapangan.
“Kami tidak ingin ada penyimpangan. Semua harus sesuai dengan rencana,” tegasnya.
Menurut Toni, Surabaya juga perlu berbenah menghadapi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) pada 2028. Ia mendorong kerja sama antara Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
APBD 2026 untuk Ekonomi Kreatif dan SDM
Selain infrastruktur, Toni menekankan APBD 2026 tetap harus menyentuh sektor ekonomi kreatif, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas SDM. Konsep gaming city yang tengah di kembangkan Surabaya juga membutuhkan dukungan anggaran.
“Dengan kombinasi pembiayaan alternatif dan APBD yang tepat sasaran, Surabaya bisa memperkuat infrastruktur sekaligus memacu ekonomi kreatif,” pungkasnya.(r7)





