D-ONENEWS.COM

Finalis Putri Indonesia 2020 Diberi Pembekalan Soal Varises

Foto: Para Finalis Putri Indonesia 2020 asal Jatim berpose bersama dr. Niko Azhari Hidayat, Sp.BTKV,

Surabaya,(DOC) – Dalam acara karantina finalis putri Indonesia di Surabaya, dr. Niko Azhari Hidayat, Sp.BTKV, Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskular, kembali mengenalkan aplikasi kesehatan yang khusus dialami para wanita, yakni Varises Indonesia.

Aplikasi yang diluncurkan pada 25 November 2017 lalu itu, diharapkan bisa menjawab masalah kesehatan wanita Indonesia pada pembuluh darah (vascular) yang mengganggu penampilan para wanita.

Aplikasi varises Indonesia tersebut, kini telah diwujudkan ke dalam klinik Vascular Indonesiaku Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang khusus menyelesaikan masalah kesehatan wanita tersebut.

“Klinik kita memang mengarahkan brand ke masalah pemburuh darah pada wanita. Harapannya para wanita Indonesia tidak pergi keluar negeri untuk mencari pengobatan,” ungkap dosen Fakultas Kedokteran Umum Uniar, disela acara karantina finalis Indonesia, Jumat(31/1/2020).

Ia menjelaskan, ada tiga penangan kesehatan wanita yang terdapat di Klinik Vascular Unair Surabaya, yaitu: Varises Indonesia, AV Shunt Indonesia dan Kaki Diabet Indonesia.

Dengan munculnya aplikasi soal varises Indonesia pada 2 tahun terakhir ini, menurut dr Niko, banyak pasien wanita yang bertanya dan berobat ke klinik soal pembuluh darah dari berbagai daerah luar kota Surabaya dan luar Provinsi di Indonesia.

Untuk itu, ditahun 2020 Klinik Unair akan lebih memfokuskan program medis Vascular Indonesia Health Travel Program.

“Berangkat dari information services inilah program layanan kesehatan wanita ini tercipta. Pasien dari daerah dilayani berbasis digital, tapi juga bisa ditangani secara offline, konvensional, tindakan, pengobatan dan pembedahan,” tambahnya.

dr Niko menambahkan, di Indonesia pusat medis vascular hanya di Surabaya. Namun dirinya yakin, kedepan akan banyak cabang-cabang klinik vascular yang bermunculan di luar Surabaya.

“Ini sangat penting, agar pasien wanita Indonesia tidak berobat ke luar negeri, sehingga menjaga devisa negara. Itu ide besarnya,” tambahnya.

Kaitannya dengan ajang kecantikan Putri Indonesia, dr Niko menyatakan, ditahun 2019 lalu kita tawarkan trilogi ke para finalis Putri Indonesia berupa program healt, beauty dan technologi. Namun untuk tahun 2020 ini, program technology dirubah menjadi nasinalisme.

“Untuk tahun 2020 ini kita menawarkan program beauty, nasionalisme dan healt. Jadi komplit ada rasa nasionalisme nya yang perlu dibangkitkan melalui putri Indonesia,” tandasnya.

Keberadaan Klinik Vascular Indonesia Unair Surabaya, sudah diketahui oleh para warga negara asing dan bahkan mereka melakukan pengobatan kesehatan.

“Ada 5 sampai 10 pasien manca negara yang berobat, diantaranya dari India. Mereka mendapatkan informasi dari online. ada yang turis dan lama bekerja disini. Mereka konsultasi dan ada yang sudah dilakukan tindakan operasi laser,” jelasnya.

Bukan hanya warga asing saja, namun para pekerja Indonesia di Singapura, Malaysia dan Hongkong, lanjut dr Niko, sekarang juga sudah banyak yang mengetahui klinik Vascular Unair. Bahkan mereka lebih memilih berobat di Surabaya dibanding ke klinik atau rumah sakit diluar negeri.

“Tidak sedikit pasien-pasien wanita yang WhatsApp saya dengan nomer dari luar negeri dan luar kota. Bahkan ada yang dari Jepang. Mereka konsultasi dulu, dan ketika pulang mereka ke unit saya untuk laser,” pungkasnya.

Tim Klinik Vascular Unair sekarang sudah ada 7 orang. Namun untuk kedepan dirinya akan menggandeng dokter-dokter dari daerah sebagai leader untuk menangani masalah vascular.

“Tim ini harapannya bisa bertugas bukan untuk event Putri Indonesia saja. Tapi event daerah seperti Cak Ning atau Raka Riki. Waktu dekat ini Sidoarjo, kami berharap bisa ada program Medical Vasculat Traveling,” pungkasnya.

Sementara itu, Jihan Adelia, salah satu finalis Putri Indonesia asal Jawa Timur mengaku beruntung mendapatkan informasi baru soal varises Indonesia.

“Saya sangat terbuka tentang varises dan ini perlu diketahui oleh para wanita Indonesia,” katanya.

Penyakit Varises pernah dialami oleh Jihan, namun selama dirinya tidak mengetahui bahayanya varises apabila tidak dilakukan tindakan medis.

“Saya tahu varises tapi saya tidak melakukan pencegahan karena kurang informasi. Sekarang ada aplikasi yang bisa membantu,” katanya.

Senada dengan pernyataan Ayu Maulida finalis Putri Indonesia 2020 lainnya yang menganggap remeh penyakit varises.

“Jujur saya kaget kalau varises bisa menyebabkan kematian. Selama ini kita model menganggap remeh penyakit itu, dengan hanya suntik ke dokter. Untung ada aplikasi ini,” kata Ayu Maulida.(div)

Loading...