D-ONENEWS.COM

Kagumi Surabaya, Happy Salma: Mau Menerima Pendatang

Surabaya (DOC) – Perempuan memiliki ruang dan peran dalam berbagai bidang, termasuk pada industri kreatif. Brand perhiasan lokal, Tulola, memadukan kolaborasi batu permata dan kekayaan warisan budaya Indonesia, dan menampilkannya bersamaan dengan busana ‘Kira-Kira’ yang didesain oleh desainer Azza Dina.

“Lily memiliki makna kemurnian, kesetiaan, serta kehidupan baru dan dina berarti cantik. Ini merupakan representasi para perempuan yang mampu berdikari dan mencari kebahagiaan untuk dirinya,” ungkap salah satu founder Tulola, Happy Salma, belum lama ini.

Konsep ini sekaligus mengajak perempuan Indonesia untuk bisa membawa semangat baru dalam pemberdayaan untuk terus maju mengejar mimpinya.

“Perempuan bisa menjadi apa saja, menjadi diri sendiri dan jujur perempuan Surabaya menginspirasi kami. Kita tidak ada batasan usia, tidak ada batasan profesi, perempuan bisa menjadi apa saja,” ungkapnya.

Tulola memboyong produk edisi terbatas mereka ke Surabaya. Ada sekitar 25 koleksi dengan ratusan item. Mulai dari anting, kalung, gelang, bros yang memadukan kepiawaian pekerjaan tangan dengan teknik seni perhiasan.

Koleksi tersebut juga merangkum semua semangat kearifan lokal, namun diinovasikan dengan modern sesuai zaman.

Happy Salma mengaku, ia sangat terinspirasi dari kecantikan dan kultur perempuan di Surabaya. Hingga membuatnya tertarik mengadakan berbagai event di Surabaya.

Kota Pahlawan ini juga dinilai sebagai roda perekonomian brandnya. Energi dan ekspresi masyarakat Surabaya dalam memilih barang dinilai cukup unik, ibaratkan tidak suka pasaran dan condong ke limited edition.

“Kita selama ini sudah di Jakarta dan Bali, kalau belum di Surabaya kita rasa belum kuat secara brand dan market. Surabaya sangat lentur mau menerima pendatang, perbedaan, mereka mengapresiasi buatan tangan dan kerja keras orang. Energinya itu,” ungkapnya.

Surabaya menjadi kota kedua dari kolaborasi Tulola, setelah sebelumnya di Jakarta. Masih dengan konsep karya perhiasan mengandung unsur seni dan puisi dan berpadu dengan para perempuan dari berbagai latar belakang.

“Antusias dan literasi di Surabaya itu masih kuat, kalau kami percaya diri di Surabaya kami bisa beradaptasi di daerah manapun di Tanah Air. Karena Surabaya seperti roda ekonomi, menilik sejarah di masa lampau. Pengennya tidak hanya bisnis tapi pengalaman yang kaya,” tandasnya. (zis)

Loading...