Surabaya,(DOC) – Seorang ahli waris dari keluarga petugas KPPS yang meninggal mendadak terjatuh pingsan usai menerima santunan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, digedung negara Grahadi, Selasa(21/5/2019).
Ahli waris tersebut adalah sang istri petugas Linmas di TPS Lapas Madiun, Jawa Timur.
Ia tak bisa membendung rasa sedihnya, karena selalu terngiang almarhum Dodot Priambodo(suaminya,red) yang meninggal tepat di hari ulang tahun pernikahannya ke-27.
“Meninggalnya tanggal 26 April lalu,” ungkap Estu Catur, istri almarhum Dodot setelah siuman.
Ia menjelaskan, bahwa selama ini suaminya bekerja sebagai penjaga Lapas di kota Madiun dan dirinya tak mengetahui, jika saat penyelenggaraan Pemilu di Lapas Madiun suaminya turut bertugas sebagai Linmas TPS Lapas.
“Saya tak menyangka meninggal dunia usai bertugas sebagai Linmas di TPS Lapas,” katanya.
Penyaluran bantuan kepada keluarga KPPS yang meninggal di wilayah Jawa Timur, merupakan kali kedua setelah, gelombang pertama penyerahan santunan disalurkan ke 53 orang ahli waris.
Untuk gelombang kedua ini, terdapat 85 orang ahli waris dari keluarga KPPS yang meninggal dunia pasca pelaksanaan Pemilu.
“Petugas penyelenggara yang sudah terverifikasi meninggal dunia di Jatim yakni sebanyak 120 orang. Namun data itu bisa bertambah,” ungkap Ketua KPU Jawa Timur, Choirul Anam.
Kemungkinan bertambahnya data petugas yang meninggal, lanjut Anam, didasari oleh petugas yang hingga saat ini masih di rawat intens di rumah sakit.
“KPU Jatim sudah mengirimkan data untuk penyaluran santunan dari KPU RI,” katanya.
120 orang petugas penyelenggara Pemilu di Jawa Timur yang terverifikasi meninggal dunia, yaitu terdiri 69 petugas KPPS, 14 petugas PPS, 39 petugas Linmas dan 4 petugas Sekretariatan.
Para ahli waris penyelenggara yang meninggal, masing-masing mendapat Rp. 15 juta dari Pemprov Jatim.
“Jumlah santunan bisa bertambah menyesuaikan dengan kondisinya,” pungkas Anam.(div/r7)