D-ONENEWS.COM

Puasa Tetap Sehat Bersama Siloam Hospital

Puasa Tetap Sehat Bersama Siloam Hospital Surabaya,(DOC) – Berpuasa menjadikan kadar glukosa pada tubuh dalam sirkulasi menurun, sehingga tubuh akan menurunkan produksi insulin saat puasa. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan energi, tubuh manusia yang berpuasa akan meningkatkan ambilan glukosa dari cadangan glikogen di hati.

“Apabila cadangan glikogen pada hati tidak mampu mencukupi kebutuhan glukosa, tubuh akan mengubah lemak menjadi keton untuk di jadikan sumber energi,” ungkap dr Jeffry Adijaya Susatyo Sp.PD dari Siloam Hospitals.

Jeda panjang antara 2 jam makan juga dapat menyebabkan nafsu makan dan rasa lapar yang meningkat pada saat berbuka puasa. Tubuh akan berangsur-angsur beradaptasi dengan kondisi peningkatan rasa lapar ini hingga menjelang akhir ramadan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Jeffry Adijaya Susatyo, menjelaskan akan adanya perubahan pola tidur selama bulan puasa dapat merubah pola sirkadian tubuh dan berpengaruh pada ritme hormonal tubuh manusia.

Lalu, ketika tubuh sudah beradaptasi dengan ritme berpuasa, hal apa saja sebaiknya yang di jaga dalam pola makan dan minum?. Bagaimana dengan yang memiliki penyakit, misalnya jantung dan diabetes?.

Jaga Pola Makan Untuk Pasien Diabetes dan Jantung

Rasa lapar yang meningkat saat menjelang berbuka puasa berpotensi menyebabkan asupan makanan yang berlebihan saat berbuka puasa. Asupan yang berlebihan dalam kondisi ini, di iringi dengan penurunan intensitas aktivitas selama puasa, justru dapat menyebabkan kenaikan berat badan selama puasa ramadan.

“Oleh karena itu, meskipun puasa yang panjang. Asupan makanan dan minuman saat buka puasa tetap harus di jaga agar tak berlebihan. Terutama pada penderita jantung dan diabetes”, ungkap Jeffry Adijaya Susatyo.

Jeffry mengingatkan saat menyambut Hari Raya Idul Fitri atau hari Lebaran, sebaiknya di lakukan konsumsi makanan (bagi remaja dan lansia) sesuai dengan kebutuhan. Tidak mengonsumsi makanan berlebihan dan minum air putih yang cukup.

Manfaat berpuasa, yaitu menahan lapar dan haus ternyata memicu pertumbuhan sel saraf baru di otak. Itu sebabnya, ini bisa membantu memperbaiki fungsi otak. Termasuk melindungi otak dari risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson.

Melakukannya selama sebulan penuh juga bisa membentuk rute jaringan baru di otak sehingga membantu perkembangan biologis, psikologis, dan fungsional. Berpuasa dapat pula meningkatkan daya tahan tubuh, umumnya bagi yang memiliki kesehatan yang normal.

Namun, apakah mungkin berpuasa dapat di teruskan, khususnya bagi orang yang memiliki penyakit turunan? Atau kembali ke batas diet tertentu?

Puasa Tak di Anjurkan Bagi Pasien Komplikasi

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Jeffry Adijaya Susatyo. Pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol atau komplikasi berat dan pasien penyakit gagal jantung yang berat, di anjurkan untuk tidak berpuasa untuk mencegah terjadinya komplikasi yang tidak di inginkan.

Pasien dengan diabetes dengan hipoglikemia (gula darah <70 mg/dl) atau hiperglikemia (gula darah >300 mg/dl) selama puasa di sarankan untuk membatalkan puasa.

Identifikasi gejala hipoglikemia dan hiperglikemia seperti tangan gemetar, berkeringat dingin, dada berdebar, perubahan kesadaran, mual muntah, rasa lemah.

Pasien dengan penyakit jantung dan metabolik di harapkan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa.

Pola makanan yang sehat adalah memiliki nutrisi yang seimbang. Kebutuhan kalori di bagi saat sahur dan berbuka dengan komposisi 40-50% karbohidrat, 20-30% protein, dan 30-35% lemak

“Pada saat santap sahur di sarankan menkonsumsi karbohidrat kompleks seperti beras merah, gandum dan roti yang dapat mempertahankan gula darah lebih lama sehingga tidak cepat lapar,” ungkap Dokter Jeffry Adijaya.

Kebutuhan asupan serat dapat di lengkapi melalui buah dan sayur-sayuran. Penting di konsumsi karena serat tinggi dapat meningkatkan rasa kenyang untuk menjaga tubuh. “Hindari konsumsi makanan tinggi garam karena dapat meningkatkan risiko dehidrasi saat berpuasa. Cukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih banyak saat sahur. Hindari minuman manis yang mengandung kafein, seperti teh dan kopi, untuk cegah dehidrasi,” paparnya.(r7)

Loading...