Surabaya,(DOC) – Wilayah terluar terpencil dan tertinggal (3T) seperti Papua identik dengan berbagai keterbatasan. Meskipun kaya sumber daya, namun minimnya sentuhan pembangunan membuat mereka terlambat mengejar kesejahteraan.
Tantangan pengembangan wilayah 3T adalah keadaan topografi dan letak wilayah yang sulit dijangkau. Untuk mengatasi hal tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini menginisiasi program pemberdayaan masyarakat melalui inovasi dan penerapan teknologi.
Untuk terus mengakselerasi kemajuan pembangunan kesejahteraan sosial di kawasan 3T di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di Indonesia Timur, Kemensos menjalin sinergi dengan perguruan tinggi. Yang terbaru, Mensos menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS).
Kepada pimpinan dan civitas akademika ITTS, Mensos menekankan peran penting ITTS untuk menyiapkan teknologi yang berguna bagi Papua dan daerah 3T lainnya, mengatasi berbagai keterbatasan.
“Jadi sebetulnya (keterlibatan kampus) itu adalah permintaan dari kami (Kementerian Sosial) karena ini untuk memecahkan (berbagai tantangan di kawasan 3T) yang pertama masalah transportasi terutama barang. Makanya di motor (yang direncanakan untuk mengakses di kawasan 3T) tadi ada tempat untuk barang,” katanya pasca memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa di Kampus ITTS, Senin (22/5).
Pada kunjungannya ke ITTS, Mensos melihat langsung motor listrik yang dirancang ITTS. Angkutan roda dua ini sengaja dirancang dengan body semi trail agar dapat melewati jalan aspal dan tanah berbatu. Motor yang memiliki daya penggerak 3000 watt ini mampu berjalan dengan kecepatan 120 km/jam dan melewati jalan tanjakan.
Tidak hanya itu, terdapat controller yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Dengan sumber daya baterai 72 volt 30 ampere. sepeda motor ini ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan asap dan suara yang berisik. Mensos meminta motor didesain khusus untuk angkutan orang dan barang sehingga motor semi trail ini dilengkapi dengan sidebox 2 model di bagian belakang yang mampu mengangkut beban hingga lebih dari 100 kg.
“Angkutan barang untuk pegunungan karena Itu mahal sekali. Sehingga semua barang itu mahal. Karena itu kami minta pertama motor listrik yang bisa digunakan untuk medan naik turun gunung di Papua,” ujar Mensos.
Mensos menyebut ITTS telah menyelesaikan 27 unit motor listrik dan saat ini sedang dalam proses uji kelayakan dari Kementerian Perhubungan. “ Udah jadi, tadi pagi saya udah WA Pak Menhub untuk kelayakan motor ini. Pak Menhub akan siap membantu kami untuk kelayakan itu. Jadi ini akan kita berikan untuk saudara-saudara kita di Papua,” jelas Mantan Walikota Surabaya ini.
Sementara itu, untuk mengatasi kesulitan bahan bakar, Mensos mengatakan ITTS telah menyiapkan charging station tenaga surya portable yang dapat dibongkar pasang dengan mudah. Tempat pengisian listrik yang akan dibangun ini memiliki daya 1,1 kw.
“ Charging port nanti kita akan hitung titiknya. Untuk jaraknya supaya tidak boros. Karena bawain ini misalnya ke Membramo, Yahukimo, Puncak Jaya, dan Tolikara, itu kita nggak bisa jalan darat. Makanya charging station nya itu bisa dilepas-lepas cepat gitu, portable . Nanti dengan pesawat kecil kita bawa ke sana,” katanya.
Selanjutnya adalah kolaborasi pembuatan kompor listrik tenaga surya yang rencananya akan diberikan kepada masyarakat di Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. “Krayan itu di Kalimantan Utara. Tempat tinggal mereka berbatasan dengan Malaysia. Itu mereka kesulitan mendapatkan gas untuk masak,” ujar Mensos.
Perjalanan ke Krayan dapat ditempuh dengan pesawat kecil dan tidak ada akses darat sehingga angkutan logistik seperti gas membutuhkan ongkos transportasi yang cukup mahal. Kondisi ini membuat Mensos meminta Rektor ITTS Tri Arief Sadjono untuk merancang inovasi kompor listrik tenaga surya. “Akhirnya coba kita diskusi. Saat itu saya dengan Pak Rektor, gimana kalau kita membuat kompor listrik tenaga surya. Alhamdulillah udah jadi juga,” katanya.
Kompor listrik tenaga surya dianggap mampu menjadi solusi bagi sulitnya masyarakat Krayan mendapatkan gas, mengingat wilayah Indonesia yang merupakan negara tropis dengan ketersediaan sinar matahari yang relatif banyak.
Sebelumnya, Kementerian Sosial telah bekerja sama dengan IT Telkom Surabaya pada pemasangan panel surya di Rumah Sehat Doyo Baru, Sentani Papua. Rektor ITTS turun langsung untuk memasang panel surya yang mengaliri 76 unit rumah bagi pengungsi banjir bandang itu.
Atas dedikasi tersebut, Mensos memberikan penghargaan kepada civitas akademiki ITTS yang telah berperan penting dalam menciptakan teknologi yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat.
Adapun turut hadir pada kesempatan tersebut Vice President Higher Education Development Yayasan Pendidikan Telkom Heru Priyanto, dan Executive Vice President Telkom Regional V Jatim Bali Nusra Djatmiko.(hm/r7)