D-ONENEWS.COM

Hal Penting yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukan Vaksin Booster

Surabaya (DOC) – Pemerintah mulai hari ini Rabu (12/1), akan melaksanakan Program Vaksinasi Covid-19 Lanjutan untuk memperkuat antibodi (booster).

Untuk meningkatkan antibodi masyarakat terhadap Virus Corona yang terus bermutasi, Presiden Jokowi telah memutuskan program vaksinasi booster tidak dipungut biaya alias gratis.

“Saya telah memutuskan pemberian vaksin ketiga ini gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia. Karena sekali lagi saya tegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah yang utama,” ujar Presiden Jokowi.

Sebelum melakukan vaksinasi dosis ketiga, Dr. dr. Gatot Soegiarto Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam mengatakan ada beberapa hal penting yang harus diketahui.

Pertama, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat lima merek vaksin Covid-19 sebagai booster. Kelima vaksin tersebut adalah CoronaVac buatan PT Bio Farma, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Vaksin Zifivax. Lalu, vaksin yang diberikan apakah homologous atau heterologous.

“Kalau homolog seperti sinovac-sinovac (vaksin satu dan dua), lalu sinovac lagi, tiga-tiganya sama. Kalau dicampur, mix and match namanya heterolog. Dulu kita diajari untuk vaksin harusnya yang sama (jenisnya), tapi ternyata kalau heterolog jadi lebih baik daripada yang homolog. Bukan cuma antibodi tapi juga respon imun T. Antibodi untuk menghalang virus, kalau sudah masuk ke dalam sel itu tugasnya sel T,” jelas Dokter Gatot, seperti dilansir dari Suara Surabaya, Rabu (12/1).

Selain itu, perhatikan dosis yang disuntikkan apakah setengah atau dosis penuh. Seperti diketahui, untuk vaksin yang disuntikkan kepada masyarakat Indonesia yaitu Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca dan Pfizer diberikan dosis penuh, sementara untuk vaksin Moderna, kata Dokter Gatot, dosisnya hanya setengahnya.

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk memperhatikan interval atau jeda waktu suntikan dari dosis kedua ke dosis ketiga.

“Minimal enam bulan setelah suntikan dosis kedua,” ujarnya.

Selanjutnya, vaksin dosis ketiga hanya bisa diberikan pada usia minimal 18 tahun ke atas. Untuk kategori usia di bawah 18 tahun untuk sementara ini masih belum bisa dilakukan.

Kemudian mengenai faktor keamanan, menurutnya, vaksin dosis ketiga umumnya aman untuk digunakan.

“Efek sampingnya cuma kelelahan, nyeri pada tempat suntikan, pegal, linu, mual, muntah dan kayaknya lebih banyak dirasakan pada mereka usia antara 30-69 tahun dibandingkan yang usianya 70 tahun ke atas,” tukasnya.

Sedangkan untuk efek titer antibodi, kelima jenis vaksin tersebut memberikan efek yang berbeda-beda.

“Kalau Sinovac titer antibodi naiknya 21-35 kali lipat dibandingkan yang dua kali, Pfizer suntikan ketiga meningkatkan 3,29 kali lipat, AstraZeneca meningkatkan 2 kali lipat. Lalu Moderna naik 13 kali lipat dan Zifivax untuk yang dapat Sinovac atau Sinopharm titernya naik 30 kali lipat,” jelasnya.

Terakhir, efek dosis ketiga terhadap respon imun T.

“Ternyata bagus kalau booster yang digunakan Pfizer, Moderna atau AstraZeneca. Kalau dilihat dari kemampuan, vaksin Pfizer, AstraZeneca dan Moderna bukan hanya meningkatkan antibodi tapi juga imun T,” pungkasnya. (ss)

Loading...