D-ONENEWS.COM

Ironis, Bantuan untuk Korban Gempa Sulteng Menumpuk tak Tersalurkan di Parepare

Parepare (DOC) – Sebulan lebih gempa, tsunami, dan likuifaksi meluluhlantahkan Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah, tepatnya pada 28 September 2018 lalu. Hal itu membuat warga di sejumlah daerah tergerak membantu korban. Di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, warga pun tergerak memberikan sumbangan kepada para korban bencana alam di Sulteng. Warga Parepare menitipkan batuan ke sejumlah relawan dan instansi pemerintah yang membuka posko bencana untuk Sulteng. Namun, titipan warga Parepare di sejumlah instansi pemerintah hingga kini masih menumpuk dan belum didistribusikan ke lokasi bencana Sulteng.

Di kantor Dinas Pendidikan Kota Parepare, puluhan ton bantuan berupa makanan, pakaian, perlengkapan bayi dan ibu hamil masih menumpuk. Bahkan, makanan ringan berupa roti mulai berjamur. Hal ini menuai kritikan dari berbagai kalangan.

“Saya perhatikan, amanah warga Parepare untuk Sulteng di sejumlah instansi masih menumpuk. Di Dinas Pendidikan misalnya, makanan ringan berupa roti mulai menjamur dan dibuang, kan mubazir,” kata tokoh masyarakat Kota Parepare Rudi Najamuddin.

Kritikan juga disampaikan praktisi hukum Kota Parepare Makmur Raona. Makmur menilai, Pemerintah Kota Parepare tidak serius dalam mengelola amanah masyarakat untuk para korban gempa, tsunami, dan likuifaksi di Sulawesi Tengah.

“Jika alasannya anggaran, karena sifatnya emergency, menggunakan keuangan untuk mengantar bantuan ke Sulteng, tidak menjadi masalah,” jelas Makmur Raona.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Parepare Sulawesi Selatan, Arifuddin Idris mengaku, tumpukan bantuan dari sejumlah guru, murid, dan orang tua murid memang masih menumpuk di Aula Kantor Dinas Pendidikan Parepare. Pengiriman bantuan itu masih menunggu instruksi tahap kedua. Sejumlah makanan yang mulai kedaluwarsa dipisahkan. Sejumlah pakaian dan perlengkapan lainnya mulai kembali dibenahi.

“Memang makanan ringan jenis roti yang kedaluwarsa. Namun makanan ringan lainnya jenis biskuit masih bagus dan masih layak. Semua bantuan di aula Dinas Pendidikan kami sementara benahi, mengingat jadwal bantuan tahap kedua akan segera berjalan,” kata Arifuddin.

Dia menjelaskan, sebagian bantuan terus menerus mengalir kepada para korban bencana Sulteng yang mengungsi ke Parepare. Bahkan, ratusan anak pengungsi Sulteng usia sekolah juga telah dibantu seragam dan perlengkapan sekolah lainnya.(kcm/ziz)

Loading...

baca juga