D-ONENEWS.COM

Kenaikkan Harga Garam Penyumbang Inflasi Jatim

Foto : ilustrasi Petani Garam

Surabaya,(DOC) – Kenaikkan harga garam akibat berkurangnya stok, menjadi komponen penyumbang inflasi Jatim pada bulan Juli 2017.
Kepala Badan Pusat Statistik Jatim Teguh Pramono mengatakan, fenomena ini baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah. “Garam menjadi komponen penyumbang inflasi kali ini cukup menarik, karena selama ini harga garam tidak pernah berfluktuasi. Kebutuhan garam untuk rumah tangga relatif stabil,” ungkap Teguh, Rabu(2/8/2017).
Menurut dia, kenaikkan harga garam di Jatim rata-rata sebesar 18,38%, sehingga berpengaruh cukup besar pada penghitungan nilai inflasi. “Garam menjadi 10 kelompok komponen penyumbang inflasi terbesar di Jatim. Bahkan garam menjadi penyumbang terbesar inflasi di Jember, karena harganya naik sampai 51,9%,” katanya.
Ia menambahkan, sejumlah komoditas pangan yang memerlukan garam juga turut menyumbang inflasi Jatim, akibat harganya juga ikut naik. “Pindang asin dan telur asin yang memerlukan garam ikut naik juga menjadi pemicu inflasi,” pungkasnya.
Nilai inflasi di Jatim sendiri pada bulan Juli sebesar 0,15%  atau lebih rendah dibanding bulan lalu yang mencapai 0,49%. Turunnya inflasi ini diprediksi karena pengaruh Ramadhan dan Idul Fitri.
Beberapa komoditas yang turun harga diantaranya bawang putih dan daging ayam ras.(lm/r7)

Loading...