D-ONENEWS.COM

Ledakan Guncang Jeddah Lukai 7 Orang

Jeddah (DOC) – Ledakan terjadi di sebuah pemakaman di Jeddah, Saudi Arabia, ketika para pejabat Amerika dan Eropa tengah memperingati akhir Perang Dunia I, Rabu (11/11). Tiga orang terluka akibat ledakan ini.

Ledakan yang terjadi di Jeddah merupakan serangan kedua dalam beberapa bulan terakhir, menyusul penikaman yang terjadi di Konsulat Prancis bulan lalu.

Hingga kini belum diketahui apa motif ledakan dan penikaman yang terjadi. Namun Prancis diperkirakan menjadi target dalam serangan ini. Pihak berwenang mengaitkannya dengan ekstrimis muslim.

“Serangan terhadap orang yang tidak bersalah ini memalukan dan tidak dapat dibenarkan,” demikian pernyataan bersama dari Kedutaan Besar Prancis, Inggris, Yunani, Italia, dan Amerika Serikat, dilansir Kompas TV, Kamis (12/11).

Pejabat dari negara-negara tersebut hadir dalam peringatan dimana terjadi ledakan yang melukai tiga orang.

Ketiga korban luka merupakan satu orang warga negara Inggris, satu orang polisi Yunani yang bertugas di Konsulat Jenderal Yunani di Jeddah dan satu orang korban luka lainnya merupakan polisi yang mengawal para diplomat yang hadir dalam upacara.

Para korban yang terluka kini dirawat di rumah sakit, namun tidak dalam kondisi mengkhawatirkan. Selain itu, satu orang petugas keamanan Saudi Arabia juga terluka ringan.

Saat ini, pemerintah Arab Saudi tengah menyelidiki peristiwa ledakan.

Nadia Chaaya, seorang pejabat yang mewakili warga Prancis yang tinggal di Arab Saudi yang ikut menghadiri upacara tersebut, mengatakan ada sekitar 20 orang dari berbagai negara yang hadir dalam upacara.

Menurutnya, sulit untuk mengatakan apakah diplomat Prancis menjadi sasaran dalam ledakan ini.

“Saat ledakan terjadi, kami belum begitu paham apa yang terjadi. Tapi kami merasa jadi sasaran karena langsung kami melihat asap, dan tentu saja kami langsung panik,” ujarnya.

“Kami mencoba untuk memahami, dan kami sangat takut jika ada ledakan gelombang kedua,” tambahnya seperti dikutip dari the Associated Press.

Pos diplomatik seringkali menjadi sasaran serangan di Arab Saudi. Pada tahun 2004 di Konsulat AS di Jeddah juga diserang Al-Qaida, sehingga menewaskan lima karyawan mereka. Pada 2016, seorang pembom bunuh diri juga meledakkan dirinya di dekat Konsulat AS, hingga melukai dua penjaga.

Serangan ini diduga akibat pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyakiti kaum muslim di seluruh dunia. Macron dianggap melindungi pembuat karikatur yang menghina Nabi Muhammad atas nama kebebasan berpendapat.

Karikatur itu membuat marah umat muslim, yang memandang karikatur sebagai penghujatan dan salah satu bentuk ujaran kebencian.

Raja dan ulama Arab Saudi juga mengutuk karikatur tersebut. Namun demikian, ulama Arab Saudi juga mendesak orang-orang untuk mengikuti contoh nabi yang memberikan belas kasih dan toleransi. (ktv)

Loading...