Surabaya,(DOC) – Pelantikan dan malam inagurasi Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Surabaya periode 2025–2029 berlangsung hangat dan penuh semangat di Lobby Balai Kota Surabaya, Rabu (12/11/2025).
Mengusung tema “Oase Gerakan Era Digital”, acara ini menjadi momentum penguatan soliditas, kaderisasi, serta komitmen kebangsaan di tengah tantangan zaman digital.
Ketua PC GP Ansor Surabaya, Achnaf Al Ashbahani, dalam sambutannya menegaskan bahwa kekompakan Ansor dan Banser merupakan hasil kebersamaan seluruh kader, bukan kerja individu. Ia juga menyinggung eratnya hubungan antara Ansor dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, yang terjalin sejak sebelum menjabat sebagai kepala daerah.
“Inagurasi ini bisa berjalan bukan karena ketua, tapi karena semua elemen Ansor dan Banser bergerak seirama. Kota Surabaya adalah tempat lahirnya Nahdlatul Ulama, jadi kita tidak boleh diam jika kota ini diganggu provokasi,” ujar Achnaf.
Ia menambahkan, semangat pengabdian kader Ansor harus terus di jaga di tengah berbagai ujian bangsa, termasuk provokasi terhadap pesantren dan upaya memecah belah masyarakat.
“Siapa pun yang menggoreng-goreng Ansor Banser Surabaya, kita lahap habis. Mumpung masih hangat,” ujarnya yang di sambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Pada momen tersebut, GP Ansor Surabaya juga meluncurkan Tim Ansor Cyber Army serta menggelar Kirab 31 Panji Ansor dari seluruh kecamatan di Surabaya yang berakhir di Balai Kota. Rangkaian kegiatan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap sejarah Resolusi Jihad dan semangat perjuangan arek-arek Suroboyo.
Kaderisasi Jadi Fokus Utama
Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa’ Safril, menegaskan bahwa kaderisasi merupakan mandat utama organisasi di setiap bidang, mulai ekonomi, budaya hingga politik. Ia meminta seluruh pimpinan cabang dan ranting di Surabaya untuk fokus mencetak kader berkualitas.
“Apapun bidangnya, baik ekonomi, budaya, politik dan lainnya, mandat utama kita adalah kaderisasi. Jangan sampai kita sibuk hal lain tapi lupa membentuk kader,” tegas Musaffa’.
Ia juga menekankan bahwa ukuran kebenaran tidak ditentukan oleh pengaruh seseorang, melainkan sejauh mana seseorang berpegang teguh pada keyakinan dan prinsip.
“Mari kita support sahabat-sahabat Ansor Kota Surabaya agar bisa menjalankan organisasi ini dengan baik dan memberi manfaat bagi umat,” tambahnya.
Dukungan Konkret dari DPRD Jatim
Ketua DPRD Jawa Timur, Musyafak Rouf, yang juga mantan kader Ansor, menyampaikan komitmennya membantu pengembangan organisasi kepemudaan NU itu. Ia berjanji akan memperjuangkan bantuan operasional dan program pengembangan bagi GP Ansor Surabaya pada tahun 2026.
“Saya ini kader Ansor asli, dan insya Allah tahun depan Ansor Surabaya akan mendapat mobil operasional 10 unit serta dana Rp3,1 miliar,” ungkapnya disambut riuh tepuk tangan peserta.
Pemkot Surabaya Ajak Ansor Perkuat Sinergi
Mewakili Wali Kota Surabaya, M. Fikser, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Eri Cahyadi yang tengah meninjau lokasi banjir di Simo dan Tanjungsari.
Ia menegaskan bahwa Pemkot Surabaya memandang GP Ansor sebagai mitra strategis dalam membina generasi muda.
“Ansor bukan sekadar organisasi pemuda, tapi kawah candradimuka yang melahirkan generasi berakhlak, nasionalis, dan siap membela kebenaran. Mari terus bersinergi menjaga harmoni dan memperkuat semangat kebangsaan di Surabaya,” ujarnya.
Ketua Umum PP GP Ansor: Pemimpin Harus Punya Penyaring
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharuddin, menutup rangkaian acara dengan pesan reflektif tentang pentingnya kematangan dalam kepemimpinan. Ia mengingatkan agar setiap pemimpin Ansor memiliki kemampuan menyaring informasi sebelum bereaksi.
“Allah saja menciptakan telinga dan mata dengan penyaringnya. Maka pemimpin Ansor juga harus bisa menyaring informasi sebelum bertindak,” tutur Addin.
Ia berharap GP Ansor Surabaya dapat menjadi pilot project organisasi yang solid, progresif, dan berpengaruh secara nasional, mengingat Surabaya memiliki sejarah panjang sebagai kota pahlawan dan tempat lahirnya Nahdlatul Ulama.
“Surabaya sebagai parameter, dan saya harap ini menjadi piloting. Bagaimana Surabaya bisa berkembang kuat dan progresif,” pungkasnya.(r7)





