D-ONENEWS.COM

Pemakaman Ratu Elizabeth II jadi Acara Seremonial Terbesar Sejak Perang Dunia Kedua

London (DOC) – The Dean of Westminster, yang memimpin kebaktian, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada jemaat yang terdiri dari 2.000 orang, termasuk para pemimpin dunia dan keluarga kerajaan.

Raja Charles III memimpin prosesi muram di belakang peti mati ibunya dari Westminster Hall ke Westminster Abbey.

Setelah iring-iringan tiba di Kastil Windsor, upacara pemakaman Ratu Elizabeth II yang lebih ‘kecil’ digelar, sebelum kebaktian privat untuk keluarga di malam hari.

Saat kebaktian di Westminster Abbey mendekati akhir, Last Post dimainkan – oleh musisi yang sama yang membawakannya pada pemakaman Duke of Edinburgh – sebelum seluruh negeri mengheningkan cipta selama dua menit.

Seorang peniup bagpipe kemudian memainkan lament tradisional, sebelum Raja berdiri dan diam saat lagu kebangsaan dinyanyikan.

Di antara berbagai momen pribadi, terdapat pesan tulisan tangan dari Raja Charles III, yang diletakkan di atas peti mati dalam karangan bunga yang diambil dari taman Istana Buckingham, Highgrove House, dan Clarence House atas permintaannya. Bunyinya: “Dalam kenangan yang penuh kasih dan pengabdian. Charles R.”

Sang Dean, Very Rev David Hoyle, memulai kebaktian dengan berbicara tentang “komitmen Ratu yang teguh terhadap tugas yang berat selama bertahun-tahun sebagai Ratu dan Kepala Persemakmuran”.

“Dengan rasa hormat kami mengenang rasa tanggung jawab dan dedikasinya seumur hidup kepada rakyatnya,” katanya, dilansir dari Liputan6, Rabu (21/9).

Para jemaat menyanyikan The Lord’s My Shepherd – sebuah himne yang dinyanyikan pada pernikahan Ratu dengan mendiang Duke of Edinburgh yang juga diadakan di biara.

Uskup Agung Canterbury, the Most Reverend Justin Welby, memberikan khotbah dan mengutip penyanyi Dame Vera Lynn – mengatakan “kita akan bertemu lagi”.

Ungkapan itu digunakan oleh Ratu Elizabeth II dalam pidato singkatnya kepada rakyat pada awal pandemi COVID-19.

Uskup agung berkata: “Kesedihan hari ini – yang dirasakan tidak hanya oleh keluarga mendiang Ratu tetapi juga seluruh bangsa, Persemakmuran dan dunia – yang lahir dari kehidupannya yang luar biasa dan pelayanannya yang penuh kasih, yang sekarang telah pergi dari kita.”

Sebelum kebaktian, peti mati Ratu diangkut – dalam prosesi pertama dari tiga prosesi sepanjang hari – dari Westminster Hall di mana dia disemayamkan sejak Rabu.

Pangeran Wales dan Duke of Sussex berjalan berdampingan di belakang ayah mereka, sang Raja. Raja berjalan bersama saudara-saudaranya, anak-anak Ratu.

Pangeran George dan Putri Charlotte – dua anak Pangeran William – memasuki biara di belakang prosesi.

Prosesi menuju Abbey itu memperlihatkan State Gun Carriage yang membawa peti mati, yang ditarik oleh 142 pelaut, sambil suara pipa dan genderang mengalun.

Sekitar 2.000 pelayat mengucapkan selamat tinggal kepada Ratu di pemakaman kenegaraan, dengan presiden, perdana menteri dan bangsawan asing di antara para tamu.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah dua dari sekian banyak tamu yang datang ke Inggris untuk memberikan penghormatan.

Anggota keluarga kerajaan Eropa juga hadir, bersama dengan enam mantan perdana menteri Inggris dan sekitar 200 masyarakat yang diakui dalam penghormatan ulang tahun Ratu.

Acara ini diperkirakan disaksikan oleh jutaan orang di seluruh negeri dan di seluruh dunia.

Bagi mereka yang tidak diundang, layar lebar dipasang di kota-kota di seluruh Inggris, sementara beberapa bioskop, pub, dan tempat-tempat lain juga menayangkan acara sekali dalam satu generasi ini.

Ribuan orang berbaris di jalan-jalan dan berkumpul di taman-taman di sekitar ibu kota untuk mendengarkan kebaktian, dan tak sedikit yang terharu hingga menangis.

Ini adalah pemakaman kenegaraan pertama sejak Sir Winston Churchill pada tahun 1965 dan disebut merupakan acara seremonial terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Saat peti jenazah menuju Hyde Park Corner, tembakan salut senjata ditembakkan setiap menit, sementara orang-orang menyaksikan dari area menonton yang telah ditentukan di sepanjang rute.

Prosesi melewati Horse Guards Parade, di mana Ratu memimpin sejumlah upacara Trooping the Colour, dan menyusuri Mall – disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan.

Saat peti jenazah Ratu melewati Istana Buckingham untuk terakhir kalinya, para staf berdiri di luar untuk mengucapkan selamat tinggal terakhir.

Setelah mobil jenazah tiba di Windsor, ada upacara pelepasan jenazah di Kapel St George. Dihadiri oleh jemaat yang lebih sedikit, sekitar 800 tamu, dipimpin oleh Dean of Windsor David Conner, dengan pemberkatan dari Uskup Agung Canterbury.

Pada kebaktian keluarga yang bersifat terbatas, setelahnya Ratu dimakamkan berdampingan dengan almarhum suaminya, Duke of Edinburgh, di King George VI Memorial Chapel, yang terletak di dalam Kapel St George.

Sementara itu, di prosesi pemakaman seremonial terbesar sejak Perang Dunia II ini ada Putri Charlotte yang berusia 7 tahun menjadi sorotan netizen di Twitter dan menjadi trending topic pada proses pemakaman Ratu Elizabeth II, Senin (19/9/2022). Sang putri kecil datang bersama orang tua dan kakak lelakinya: Pangeran William, Putri Catherine (Kate Middleton), dan Pangeran George.

Selama proses kebaktian berlangsung di Westminster Abbey, Putri Charlotte mengikuti proses dengan tenang, sama pula dengan kakaknya.

Putri Charlotte berdiri di barisan depan di antara Putri Catherine dan pamannya, yakni Peter Phillips, yang merupakan putra dari Putri Anne.

Ketika peti mati dibawa keluar Westminster Abbey, Putri Charlotte juga ikut mengikuti di belakang.

Gelar Putri Charlotte saat ini adalah Putri Charlotte dari Wales. Ia merupakan putri satu-satunya dari Pangeran William, serta cucu dari Raja Charles III dan Diana.

Charlotte Elizabeth Diana saat ini berada di urutan tiga penerus kerajaan Inggris setelah nama ayahnya dan kakak lelakinya. (lp6)

Loading...