D-ONENEWS.COM

Penjelasan BBKSDA Soal Munculnya Kawanan Hiu Tutul di Perairan Utara Lamongan

Lamongan (DOC) – Warga mengabadikan momen langka, ketika hiu tutul muncul di perairan utara Lamongan.

Hewan yang bernama latin Rhincodon typus tersebut sempat terlihat warga berenang di permukaan air, di wilayah Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Lamongan.

Salah seorang yang mengaku sempat melihat kejadian langka tersebut adalah Andik Sunaryo, pegawai PT. Dok Pantai Lamongan.

Bahkan, Andik sempat mengabadikan momen tersebut menggunakan ponsel miliknya.

“Saat kerja, hendak sandarkan kapal. Melihat hiu tutul itu berenang, langsung coba saya rekam pakai HP (handphone). Ada yang (berukuran) besar, ada juga yang agak kecil,” ujar Andik, dikutip dari Kompas.com, Kamis (9/9).

Andik mengaku, melihat penampakan hiu tutul tersebut bersama rekan-rekannya.
Ada empat ekor hiu tutul yang sempat mereka jumpai. Hiu tutul yang paling kecil, kata dia, memiliki ukuran panjang sekitar 5 meter.

“Awalnya dua ekor, lalu menyusul dua lagi. Total ada empat ekor dengan ukuran yang berbeda, bahkan ada yang panjangnya sampai 10 meter lebih,” ucap Saiful, yang juga bekerja di PT Dok Pantai Lamongan.

Hiu tutul tersebut dikatakan oleh Saiful, coba mendekati kapal yang mereka tumpangi, yang hendak sandar. Atau hanya berjarak sekitar 500 meter sampai 1 kilometer dari bibir pantai.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Surabaya, BBKSDA Jawa Timur Dodit Ari Guntoro mengatakan, ada beberapa faktor yang menjadikan kawanan hiu tutul tersebut muncul dan kemudian terlihat di perairan utara Lamongan.

“Salah satu faktornya adalah peralihan musim yang mempengaruhi temperatur air laut, menyebabkan hiu mencari makan dengan mengikuti perubahan temperatur air,” kata Dodit.

Tidak hanya perubahan temperatur air, lanjut Dodit, faktor lain yang dapat mempengaruhi kawanan hiu tersebut hingga tampak mendekati bibir pantai juga bisa karena terganggunya sistem navigasi pada hiu-hiu tersebut.

“Bisa juga karena kesalahan navigasi, atau karena makanan, mencari plankton, serta unsur lainnya seperti usia atau pun mengikuti pemimpin kelompok. Karena kita tahu, hiu maupun paus itu kan memiliki cara berkomunikasi dan navigasi dengan pantulan suara,” tutur Dodit. (kc)

Loading...