D-ONENEWS.COM

Peringatan 1 Tahun Tragedi Kemanusiaan, 16 Korban Bom Gereja Dapat Kompensasi

Surabaya,(DOC) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan bantuan kepada para korban terror bom gereja-geraja di Surabaya.

Pemberian santunan ini, merupakan rangkaian peringatan satu tahun terjadinya tragedi kemanusiaan aksi terror bom yang menimpa 3 gereja di Surabaya, yaitu gereja Pantekosta jalan Arjuno, gereja Kristen Indonesia (GKI) jalan Diponegoro dan gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di jalan Ngagel Utara Surabaya, pada 13 Mei tahun lalu.

Kurang lebih 16 orang korban luka yang menerima kompensasi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim di gedung Grahadi Surabaya, Rabu(15/5/2019) siang.

Dana kompensasi para korban terror bom gereja tersebut disalurkan melalui Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Nilai kompensasi yang diterima para korban, nominalnya bervariasi, yaitu; mulai dari Rp 20 juta – Rp 600 juta per orang. Selain menerima dana kompensasi, para korban juga mendapatkan pendampingan di peradilan, rehabilitasi medis dan bantuan psikologi.

“Disiapkan anggaran Rp. 1,1 milliar untuk santunan para korban terror bom gereja. Korban yang kondisi terparah mendapat kompensasi paling banyak sampai Rp.600 juta. Ada juga pendampingan di peradilan dari LPSK dan rehabilitasi medis serta konseling psikologi,” Hasto Atmojo, Ketua LPSK Pusat.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menyatakan, pemberian kompensasi ini adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap para korban terror bom di Surabaya.

“Tujuan utamanya adalah pemerintah ingin melindungi bangsanya,” tandasnya.

Ia menambahkan, data para korban bom yang mengalami luka-luka, kemungkinan akan bertambah, seiring dengan upaya LPSK yang kini masih terus mencari para korban yang belum terdata.

“Saat ini memang baru terdata baru 16 orang. LPSK masih terus melakukan pendataan agar para korban mendapat kompensasi dari Pemerintah,” kata Khofifah.

Salah satu korban terror bom gereja yang kondisinya cacat, yaitu Ipda Akhmad, anggota Polsek Gubeng Surabaya yang hingga kini masih menjalani fisio terapi kaki kirinya dan mata sebelah kanannya.

Pasca aksi terror bom tersebut, Ipda Akhmad harus beraktifitas dengan menggunakan kursi roda, karena mengalami patah tulang dibagian kaki kirinya dan kehilangan bola matanya di sebelah kanan. Saat diwawancarai media, Ipda Akhmad semangat memberikan himbauan kepada warga Surabaya untuk tak takut dengan aksi terror bom.

“Saya berharap bisa segera pulih dan bisa kembali bekerja. Warga tak usah takut dengan terorisme,” katanya.

Ia juga mengaku bersyukur karena masih selamat, meskipun dirinya masih trauma. Sebelum ledakan, tiap minggu dirinya memang bertugas jaga di gereja SMTB Ngagel Utara Surabaya dan tak pernah menyangka, gereja yang Ia jaga menjadi sasaran bom bunuh diri, pada Minggu 13 Mei 2018 lalu.

“Ledakannya cukup besar hingga beberapa korban meninggal dunia. Tapi saya gak takut dan saya harap warga juga tidak takut,” pungkasnya.

Seperti diketahui, aksi terror bom di Surabaya bukan hanya melanda di gereja-gereja saja, tapi juga melanda Maporlestabes Surabaya, ke esokkan harinya yaitu Senin 14 Mei 2018 lalu.(div/hadi/r7)

 

Loading...