D-ONENEWS.COM

Rektor UIN Yogyakarta Ajak Warga Maafkan Penendang Sesajen di Semeru, Ini Alasannya

Yogyakarta (DOC) – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Al Makin mengajak masyarakat untuk memaafkan dan menghentikan proses hukum HF, pria penendang sesajen di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Bukan tanpa alasan, menurut Al Makin, masih banyak kasus intoleransi yang lebih berat dan tidak pernah sampai ke pengadilan.

“Banyak sekali dari kelompok-kelompok minoritas itu menderita karena kita sendiri dan ternyata itu tidak semuanya masuk pengadilan. Maka sungguh tidak adil jika hanya seorang saja yang mungkin khilaf kemudian diproses hukum bagi saya kurang bijak,” katanya, dilansir dari Kompas.com, Minggu (16/1).

“Banyak sekali kasus yang lebih berat. Saya sendiri punya datanya yang lengkap, pelanggaran rumah ibadah, pelanggaran kepada minoritas, pembakaran, tidak semuanya masuk ranah hukum,” sambungnya.

Al Makin meyakini, dengan memaafkan dan meghentikan hujatan kepada HF, akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam rangka membangun sikap toleransi, keragaman, dan kebinekaan.

Selain itu, katanya, dengan memaafkan akan memberikan pelajaran yang luar biasa bagi HF ketimbang menjatuhkan hukuman.

“Jangankan berbeda agama, berbeda dalam pandangan agama dan jika itu tidak berbahaya, dan jika itu tidak menyakiti manusia lain lebih baik kita maafkan,” kata dia.

Sikap memaafkan itu, katanya, akan memberikan dampak luar biasa bagi HF yang diketahui pernah tercatat sebagai mahasiswa UIN Sunan Kalijaga angkatan 2008.

Namun, pada tahun akademik 2013/2014, HF diketahui tak meneruskan lagi kuliahnya. Al Makin menegaskan, tindakan HF tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai toleransi yang dijunjung tinggi UIN Sunan Kalijaga.

Sosok Rektor UIN Sunan Kalijaga
Sebagai informasi, Al-Makin lahir di Bojonegoro 1972. Dirinya dikukuhkan sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga pada 10 Juli 2020.

Komitmen dirinya menjaga toleransi di Indonesia tercermin dari sederet penelitiannnya yang sudah mendapat penghargaan, antara lain dari Fellowship dari Ruhr Univercity Jerman pada tahun 2009-2010 dan Fellowship dari ARI (Asian Research Institute) National University of Singapore tahun 2011-2012.

Guru Besar Filsafat UIN Sunan Kalijaga itu sering menyumbangkan buah pikirannya sebagai kolumnis di Kompas.com.

Berbagai karya tulisanya di Kompas yakni ” Lilin Jangan Sampai Padam, Semangat Menjaga Api Indonesia” , ” Harapan dan Kenyataan dalam Pandemi, Cermin Sains dalam Masyarakat Agamis” , “Tantangan Mitigasi Covid-19 di Tengah Masyarakat Komunal, Agamis, namun Pragmatis”. (kc)

Loading...