Sidoarjo,(DOC) – Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan perhatian khusus terhadap keluarga korban penyerangan yang terjadi di Kabupaten Yalimo dan di Kabupaten Nduga, Papua.
Para keluarga korban tersebut mendapatkan santunan dan bantuan yang di serahkan langsung oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, di Markas Komando Brigade Infantri 2/Marinir, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis(14/4/2022) malam. Khusus untuk korban meninggal, santunan diberikan ke ahli waris korban.
Dalam kesempatan itu, Mensos Risma menyatakan, banyak warga yang ingin membantu kehidupan masyarakat Papua agar sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Namun ternyata mengalami musibah yang tidak tahu apa kesalahan mereka disana.
“Sedih lho kalau melihat saudara-saudara kita disana. Saya ikut merasakan, bahkan saya masuk ke pelosok-pelosok. Namun ada sekelompok yang mempunyai penilaian lain terhadap kedatangan kita,” ungkap Mensos Risma yang mengaku sering berkunjung ke Papua.
“Kalau di omongkan orang Jawa, terbukti ada dari NTT,” tambahnya.
Mensos mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan membantu masyarakat Papua, agar kelak mereka bisa merasakan hal yang sama seperti di daerah lain di Indonesia. Terutama menyangkut ketentraman dan kedamaian kehidupan di Papua.
“Tidak ada satu-pun manusia di dunia ini yang pingin kehilangan keluarganya. Yang pingin tidak tentram didalam hidupnya. Tidak ada, siapapun dia, dibelahan dunia manapun. Untuk itu kami atas nama pemerintah mengucapkan berbela sungkawa dan yang luka-luka segera sembuh,” ucap Mensos Risma.
Mensos menganggap mereka adalah pejuang yang ingin membantu kesejahteraan masyarakat Papua.
“Yakinlah, yang dilakukan oleh para pejuang-pejuang ini adalah dengan tulus dan ikhlas ingin membantu mensejahterakan warga disana dengan kondisi yang kondusif. Tidak mungkin suatu wilayah itu bisa maju kalau suasananya tidak kondusif,” paparnya.
Para korban yang gugur tersebut diyakini juga memiliki idealisme yang sama dalam membangun bangsa dan negara Indonesia.
“Saya sangat percaya sekali, mereka masih muda-muda tentunya mempunyai idealisme yang sama untuk bagaimana membangun negara kita dan bangsa kita. Kita tidak boleh takut untuk melawan kondisi yang sudah diakui oleh PBB. Harus dipertahankan. Semangat para pejuang itu harus kita teruskan,” tegas Mensos.
Diketahui, Sertu Eka Andriyanto Hasugian telah gugur akibat tembakan orang tidak dikenal (OTK), pada Kamis(31/3/2022) lalu, di kios milik korban yang berada di Jalan Trans Elelim, Kampung Elelim, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua.
Istri Eka, Sri Lestari juga mengalami luka berat akibat senjata api dan wafat dalam perjalanan ke Puskesmas.
Pasangan suami istri ini, meninggalkan dua anak yakni Muh. Fino (4 tahun) dan Elvano Putra Faezya (3 tahun). Santunan dan bantuan diserahkan kepada ahli waris Muh. Aris sebagai ayah dari Sertu Eka.
Sedangkan korban lainnya yang meninggal akibat penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), yaitu Lettu (Mar) Anumerta Muhammad Ikbal dengan ahli waris Maris dan Praka (Mar) Anumerta Wilson Anderson Here dengan ahli waris Karil Here.
Kepada keluarga korban dari Sertu Eka, Kemensos menyerahkan santunan ahli kepada 2(dua) orang ahli waris, yakni santunan kematian masing-masing sebesar Rp 15 juta, bantuan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga masing-masing sebesar Rp 100 juta, paket sembako, paket mainan anak, sepeda, nutrisi, pampers, pakaian anak dan piagam penghargaan.
Sedangkan kepada ahli waris korban Lettu (Mar) Muhammad Ikbal dan Praka (Mar) Wilson masing-masing diberikan bantuan berupa santunan ahli waris Rp 15 juta, bantuan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sebesar Rp 100 juta, paket sembako dan piagam penghargaan.
Penyerangan yang dilakukan oleh KKB selain mengakibatkan 2 orang meninggal, juga membawa 7(tujuh) orang korban luka ringan dan 3(tiga) orang luka berat.
Korban luka berat di antaranya Serda (Mar) Rendi Febriansyah, Serda (Mar) Bayu Pratama dan Pratu (Mar) Adik Saputra yang dirawat di RS dr. Soetomo Surabaya.
Sedangkan luka ringan yaitu Serda (Mar) Ebit Erisman Sikubu, Prada (Mar) La Harmin dan Prada (Mar) Alif Dwi Saputra yang dirawat di RSAL dr. Oetojo Sorong. Untuk korban luka ringan lainnya dirawat di Kotis Satgas Mupe Papua, yaitu Pratu (Mar) Rahmad Sulman, Pratu (Mar) Antonius Nino, Pratu (Mar) Dekki Pandra dan Prada (Mar) Dicky Sugara.
Kepada korban luka berat Kemensos memberikan bantuan masing-masing senilai Rp5.000.000 sedangkan untuk korban luka ringan senilai Rp2.500.000.(robby)