D-ONENEWS.COM

Wali Kota Kumpulkan Tiga Pilar, Perketat Pengamanan Pasca Bom Bangil

Surabaya,(DOC) – Ledakan bom yang terjadi Bangil Pasuruan Jawa Timur, Kamis(5/7/2018) kemarin siang, membuat kuatir Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kejadian bom gereja terulang lagi di Surabaya.
Apalagi informasi dari pihak densus, diduga pelaku peng-boman yang masih buron, melarikan diri ke arah Surabaya.
Untuk mengantisipasinya, Wali kota menggelar rapat koordinasi dengan mengumpulkan tiga pilar tentang keamanan dan ketertiban Kota Surabaya di Graha Sawunggaling, Jumat (6/7/2018) pagi. Hadir dalam acara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto, Danrem, lurah dan camat se Surabaya serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas se Surabaya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma meminta kepada tiga pilar di Kota Surabaya untuk terus menggalakkan pencegahan terorisme dan radikalisme, meskipun selama ini jajaran tiga pilar di Kota Surabaya ini tidak henti-hentinya berkeliling melakukan pencegahan dan sosialisasi aplikasi Sipandu untuk pencegahan terorisme dan radikalisme.
Wali Kota Risma menjelaskan bahwa sinergitas tiga pilar ini sangat penting dan menjadi ujung tombak dalam menangkal terorisme dan radikalisme.
“Marilah kita sama-sama menjaga keamanan di Kota Surabaya ini. Saya kumpulkan ini karena ternyata kita masih dekat dengan hal-hal yang mungkin mengganggu kita. Sebab, kalau naik bus dari Bangil ke Surabaya, paling hanya 30 menit. Jadi, marilah kita sama-sama menjaga Kota Surabaya ini,” kata Wali Kota Risma dalam sambutannya.
Upaya pencegahan terorisme dan radikalisme itu bisa dilakukan dengan menggalakkan operasi yustisi di berbagai titik di Kota Surabaya. Bahkan, Ia berharap operasi yustisi itu tidak hanya menyasar perkampungan, namun juga perumahan-perumahan. “Saya juga tidak mau operasi yustisi itu hanya dilakukan di kos-kosan, tapi juga harus dilakukan di pinggir rel kereta api dan pinggir-pinggir sungai,” tegasnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada lurah dan camat serta babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk berkoordinasi dalam menggelar pertemuan bersama warga yang sekiranya perlu dihadiri pimpinan tiga pilar. “Tolong dipetakan kecamatan-kecamatan yang perlu didatangi terlebih dahulu, terutama kecamatan yang padat penduduknya. Tolong kalau bisa pertemuan itu malam hari karena belajar dari pengalaman, kalau acara pertemuan malam hari, biasanya penuh,” kata dia.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menilai sudah waktunya untuk maju atau menyerang, karena tidak mungkin terus siaga dan bertahan terhadap ancaman terorisme. Sebab, apabila terus bertahan, maka akan tetap berada di bawah kendali para pelaku teror. “Kalau kita terus siaga, sampai kapan kita bisa bertahan?. Sudah saatnya kita maju supaya mereka juga mikir kalau mau masuk ke Surabaya. Menyerang tidak harus dengan senjata,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta supaya seluruh jajarannya tidak lengah terhadap ancaman terorisme ini. Orang-orang yang dicurigai harus terus diawasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan sangat mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Wali Kota Risma dalam mengumpulkan tiga pilar. Sebab, ia menilai Wali Kota Risma sangat peka terhadap tanggung jawab keamanan di Surabaya. “Begitu melihat di Bangil, Pasuruan, beliau langsung berpikir apa yang harus dilakukan di Surabaya,” kata Kapolres.
Menurut Kapolres, jika dianalogikan dalam hitungan perlawanan, kekuatan dan kewenangan jajaran tiga pilar di Surabaya lebih besar dibanding para pelaku teror. Apalagi, Surabaya merupaka Kota Pahlawan yang mewarisi jiwa-jiwa pejuang.
“Jadi, jiwa-jiwa pejuang harus terus dikobarkan di Surabaya ini. Keamanan di Surabaya adalah tanggung jawab kita bersama dan tiga pilar ini harus selalu menjadi pelopor dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Surabaya,” pungkasnya.(hm/r7)

 

Loading...

baca juga