Surabaya,(DOC) – Sebanyak 604 warga Jawa Timur menerima penghargaan atas konsistensinya mendonorkan darah sebanyak 75 kali. Penghargaan di serahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam acara di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (14/10/2025).
Di dampingi Ketua PMI Jawa Timur Imam Utomo dan Ketua Dewan Kehormatan PMI Jatim Emil Elestianto Dardak, Gubernur Khofifah menyematkan lencana penghargaan secara simbolis kepada sepuluh orang perwakilan.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya menggerakkan pelajar SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah untuk aktif sebagai pendonor melalui wadah Palang Merah Remaja (PMR). Hal ini di lakukan sebagai upaya memperkuat rasa kemanusiaan dan menumbuhkan solidaritas sosial sejak dini.
“Saat ini jumlah donor sukarela di Jawa Timur masih 2–3 persen dari populasi potensial. Padahal idealnya minimal 4 persen. Karena itu kami akan petakan strategi untuk mengoptimalkan peran PMR di sekolah-sekolah,” tegasnya.
Khofifah juga menyoroti upaya PMI Jatim yang tengah memperkuat sistem layanan transfusi darah lewat pengembangan Unit Donor Darah (UDD) berstandar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Ini bertujuan menjamin mutu dan keamanan transfusi darah bagi masyarakat.
“Dengan dukungan 42 Unit Pengelola Darah (UPD), terdiri atas 37 UPD PMI dan 5 UPD Rumah Sakit, Jawa Timur punya kekuatan besar untuk menjamin ketersediaan darah di seluruh daerah,” lanjutnya.
Inspirasi Masyarakat Luas
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini berharap para pendonor darah sukarela bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terus berbagi dan peduli.
“Setetes darah bisa jadi sejuta harapan. Saya harap semangat ini bisa di tularkan dan mendorong lebih banyak warga ikut gerakan kemanusiaan ini,” ujar Khofifah.
Sementara itu, Ketua PMI Jatim Imam Utomo menyebut jumlah pendonor sukarela saat ini baru mencapai 1,035 juta. Angka ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan 700 ribu kantong darah per tahun.
“Karena itu PMI terus menyosialisasikan donor darah kepada pelajar SMA dan SMK. Harapannya makin banyak pendonor baru dari kalangan muda,” jelas Imam.
Salah satu penerima penghargaan termuda adalah Perdana Seryawan (32), pendonor asal UDD Tulungagung. Ia mulai mendonorkan darah sejak tahun 2010, saat masih SMA di Kedungwaru.
“Awalnya di paksa guru dan teman, tapi akhirnya jadi rutin karena sadar manfaatnya luar biasa bagi yang membutuhkan,” ujarnya.
Perdana juga mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang di berikan Gubernur Khofifah. Ia berharap langkah ini bisa mendorong generasi muda, khususnya Gen Z, untuk aktif membangun negeri lewat aksi kemanusiaan.
“Terima kasih atas apresiasi dan motivasi yang di berikan. Semoga semakin banyak anak muda yang ikut bergerak,” pungkasnya. (*)





