D-ONENEWS.COM

Gagal Pertahankan Zona Hijau Covid-19, Begini Reaksi Bupati Sumenep

Peta penyebaran COVID-19 di Jatim

Sumenep (DOC) – Bupati Sumenep Busyro Karim mengulang-ulang kalimat “jebol di tengah” saat mengklarifikasi empat warganya terkonfirmasi virus corona (Covid-19), dalam konferensi pers, Jumat (24/4) malam. Karena empat kasus itu Sumenep gagal mempertahankan zona hijau dan kini ditetapkan sebagai zona merah penularan corona.

“Ini kasus jebol di tengah. Artinya orang yang terkonfirmasi Covid-19, semua berasal dari wilayah Sumenep tengah, seperti Saronggi, Rubaru, dan Kota Sumenep,” kata Busyro.

Bupati Busyro menyayangkan kasus positif itu. Ia mengklaim telah melakukan pengawasan ketat. Siapapun orang baru masuk ke Sumenep, kata dia, dipastikan melalui proses pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan terhadap orang yang memasuki Sumenep dilakukan di setiap pintu masuk yang ada di beberapa titik wilayah, baik di darat maupun kepulauan.

“Semua sudah kami kerahkan, mulai dari Forkopimda hingga masyarakat untuk bisa melakukan yang terbaik. Sampai sekarang pun, kegiatan pemeriksaan masih tetap aktif dilakukan,” ujarnya.

“Selain itu, hampir semua desa, kami beri imbauan untuk melakukan pengawasan ketat terhadap orang baru. Fasilitasnya ada bilik sterilisasi, dan rumah isolasi diri. Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat,” ungkapnya lagi.

Busyro menambahkan pihaknya juga telah memberlakukan penerapan pembatasan aktivitas selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu.

“Dan mohon jadi perhatian semua. Karena kami yakin virus ini tidak hanya menular terhadap orang yang memiliki gejala, orang tak bergejala bisa akan tertular. Buktinya di antara yang terkonfirmasi Covid-19, orangnya itu merasa tidak ada gejala,” ujar dia.

Empat warga Sumenep yang terkonfirmasi positif itu berasal dari klaster asrama haji Sukolilo, Surabaya. Mereka pernah mengikuti pelatihan bagi petugas haji di sana yang digelar Maret lalu.

Total ada 415 orang dalam acara pelatihan tersebut yang berasal dari Jawa Timur, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat. Dari jumlah itu, 413 berstatus sebagai peserta pelatihan, sisanya adalah pemateri.

Para peserta dibagi ke dalam 10 kelas. Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso, mengungkapkan 10 kelas itu rata memiliki orang terkonfirmasi positif corona.

“Kayaknya yang paling banyak berdekatan dengan sumber penularan itu teman-teman di kelas 2 dan 3, sehingga tingkat penularannya cukup intens,” kata dia.

Sampai Jumat kemarin, klaster asrama haji Surabaya telah menyumbang 81 orang positif corona. Jumlah itu sama dengan 19,6 persen, dari total seluruh peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.(cnn)

Loading...

baca juga