Depok,(DOC) – Dalam rangka mewujudkan kemandirian desa, kolaborasi antarsektor mutlak harus dilakukan. Terkait pembangunan desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pun mengajak Perguruan Tinggi untuk turut aktif di dalamnya.
Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Anwar Sanusi mengatakan setidaknya ada empat potensi kerja sama antara Perguruan Tinggi dengan Kemendes PDTT terkait pembangunan desa, di mana perguruan tinggi dinilai memiliki keistimewaan dari tingkat intelektual dan sumber daya. Pertama adalah program pengelolaan potensi desa.
“Kita ada program Inovasi Desa. Program Inovasi Desa ini merupakan program pengembangan ekonomi desa dengan memberikan insentif-insentif, salah satunya terkait pengembagan desa-desa wisata,” ungkapnya saat menjadi narasumber pada kegiatan “UI Goverment-Industri Expo (I-Gov UI Expo) 2018: Sinergi Bangsa menuju Indonesia Mandiri” di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Inovasi Desa ini bisa dikembangkan dan dapat berimbas pada terwujudnya percepatan pembangunan desa.
Potensi kedua adalah program pengembangan SDM. “Kami menggagas pendidikan Akademi Desa 4.0. Kami memberikan didikan kepada masyarakat desa sesuai kebutuhan,” katanya.
Kemudian potensi ketiga adalah program di mana Kemendes PDTT mendorong adanya unit usaha. “Perguruan tinggi banyak memiliki teknologi-teknologi yang sudah dihasilkan dan perdesaan membutuhkan itu,” ucapnya.
Ia pun berharap Teknologi Tepat Guna (TTG) yang ada di perguruan tinggi bisa dibawa atau diterapkan ke desa.
Sedangkan potensi yang keempat adalah program pengembangan ekonomi desa. “Poin keempat ini memerlukan pendampingan, seperti contohnya konsep digital farming. Itu bisa menjembatani antara dunia usaha dengan para petani,” ungkap Anwar.
Selain itu, Kemendes PDTT juga memiliki empat program prioritas untuk percepatan pembangunan desa menuju kemandirian bangsa, yaitu produk unggulan kawasan perdesaan (prukades), Badan Usaha Miliki Desa (BUMDes), raga desa, dan embung, di mana di dalamnya ada kerja sama antara pemerintah daerah dan swasta dengan potensi investasi.
Anwar berharap, kolaborasi dan sinergitas antarsektor ini akan terus dilakukan karena dinilai sangat penting untuk akselerasi pembangunan desa menuju kemandirian bangsa.
Menurutnya, beberapa hal harus dilakukan yaitu pertama, bagaimana mengefektifkan seluruh kementerian-kementerian yang memiliki kegiatan yang lokus dan fokusnya pembangunan desa. Kedua, bagaimana memberikan peran yang cukup efektif kepada pemerintah daerah. Ketiga, peran perguruan tinggi sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki intelektual dan sumber daya. Terakhir, peran swasta dalam menggerakan ekonomi.
“Saya harap kemandirian bangsa ini bisa ditopang dengan kemandirian dari perdesaan. Jika desa bisa membangun, desa bisa mandiri, maka bangsa ini bisa mandiri. Dan kita ingin perguruan tinggi jadi bagian penting untuk mewujudkannya,” tandas Anwar. (wan/jpp/des)