D-ONENEWS.COM

Mengenal Zoom Fatigue, Kelelahan Akibat Sering Melakukan Pertemuan Virtual

Jakarta (DOC) – Selama pandemi, frekuensi panggilan video yang dilakukan oleh banyak orang meningkat dibandingkan sebelumnya.

Intensitas panggilan video yang rutin dilakukan hampir setiap saat terkadang membuat sebagian orang mengaku merasa lebih lelah dibandingkan bekerja di kantor.

Akibatnya, muncullah fenomena yang dinamakan Zoom Fatigue. Istilah ini menggambarkan kondisi di mana seseorang merasa lelah dan gelisah akibat terlalu sering melakukan pertemuan virtual lewat video call.

Meski dinamakan ” Zoom Fatigue”, namun gejala ini berlaku untuk semua platform layanan video conference, tidak terbatas pada Zoom saja.

Dalam artikel yang diterbitkan jurnal Technology, Mind and Behavior, Jeremy Bailenson dari Virtual Human Interaction Lab Universitas Stanford, seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (1/3) mengidentifikasi empat penyebab utama yang membuat banyak orang kelelahan saat melakukan konferensi video.

Dalam riset tersebut, Bailenson juga membagikan beberapa metode atau tips yang bisa dilakukan untuk mencegah efek buruk dari Zoom Fatigue.

Berikut empat cara yang bisa dilakukan untuk menghindari gejala Zoom Fatigue tersebut:

1. Memperkecil jendela aplikasi

Menurut Bailenson, saat melakukan panggilan video, pengguna membutuhkan lebih banyak fokus dibandingkan ketika mengobrol langsung secara tatap muka.

Melihat sekumpulan banyak orang yang muncul dalam rapat virtual dan membuat kontak mata secara bersamaan pun bisa menimbulkan situasi yang terlalu intens, mirip dengan demam panggung.

Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu memperkecil jendela aplikasi agar wajah partisipan terlihat lebih kecil sehingga Anda tidak melulu fokus pada hal itu. Dengan demikian, rasa bingung maupun cemas bisa dikurangi

2. Sembunyikan jendela wajah Anda

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang lebih kritis terhadap diri mereka sendiri ketika mereka menatap wajah mereka secara terus menerus. Hal ini yang sering dijumpai ketika kita sedang melakukan video call.

Akibatnya, banyak orang cenderung stres secara fisik karena terus berada di depan kamera dan merasa sedang diawasi.

Untuk itu, ada baiknya Anda menyembunyikan jendela wajah Anda sehingga pandangan Anda tidak fokus dengan diri sendiri. Tindakan ini juga bisa membuat pengelihatan Anda menjadi lebih rileks.

3. Atur posisi yang nyaman untuk sedikit bergerak.

Sebelum bergabung ke dalam rapat virtual, sebaiknya kita benar-benar mempersiapkan tempat dan posisi yang pas agar video call berlangsung dengan nyaman.

Sebab, saat video call, biasanya kita duduk dengan lebih kaku agar wajah tetap berada di dalam frame kamera. Ini tidak natural dan bisa membuat tak nyaman. Apalagi kalau durasi meeting mencapai berjam-jam.

Salah satu solusinya adalah memberi jarak antara Anda dan kamera supaya lebih leluasa bergerak dan rileks. Jika menggunakan laptop, ada baiknya tambahkan keyboard eskternal. Sesekali, Anda juga bisa mematikan kamera dan merenggangkan badan.

4. Matikan kamera jika tidak dibutuhkan

Bercakap-cakap lewat video call membutuhkan energi kognitif dan konsentrasi yang lebih besar dalam mengartikan dan menyampaikan ekspresi non-verbal dibandingkan dengan percakapan langsung.

Bailenson mencontohkan gerakan mengangguk-angguk yang lebih kentara supaya terlihat, atau mengangkat jempol ketika ingin mengungkapkan persetujuan.

Di samping itu, partisipan juga harus mempertimbangkan delay atau jeda percakapan. Aneka cognitive load ini lambat laun melelahkan buat otak yang dipaksa bekerja lebih keras dalam percakapan.

Solusinya, lagi-lagi, bisa dengan sejenak mematikan kamera dan hanya berkomunikasi dengan suara apabila memungkinkan. Anda bisa memilih opsi “Turn Off Camera” ketika awal bergabung ke dalam ruang rapat supaya tampilan video tidak segera muncul.

Jika Anda menjadi host, Anda juga dapat menonaktifkan fungsi kamera partisipan lain untuk mengurangi beban koneksi internet yang terpakai.(kc)

Loading...