D-ONENEWS.COM

Omicron Sudah Masuk Indonesia, Jangan Pakai Masker Jenis Ini

Jakarta (DOC) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin baru saja mengumumkan bahwa varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Satu kasus ditemukan pada pekerja RS Wisma Atlet dan lima kasus lainnya yang masih probable.

Sebagai bentuk upaya pencegahan penyebaran varian Omicron di Indonesia, masyarakat tetap harus waspada dan mematuhi protokol kesehatan khususnya dalam penggunaan masker.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR, menyarankan masker yang masih efektif menangkal virus Corona. Jenis masker seperti N95 yang harus digunakan para petugas medis dan masker double (masker bedah ditambah masker kain) untuk penggunaan sehari-hari.

Lantas, apa saja jenis masker yang tidak dianjurkan sebagai upaya pencegahan terinfeksi varian Omicron? Berikut ulasannya seperti dilansir dari Detik.com, Minggu (19/12):

1. Masker Katup
Ahli pernapasan dari RS Paru Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K) mengatakan masker katup malah berbahaya jika digunakan.

“Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan,” ujar dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K)

2. Masker Kain Tidak Berjenis Katun
Beberapa waktu lalu, dokter spesialis paru RS Persahabatan, dr Diah Handayani, SpP, mengimbau agar masyarakat tidak memakai masker kain dengan jenis bahan di luar katun. Kriteria masker katun yang aman dipakai sehari-hari memiliki tiga lapis berbahan katun, karena mempunyai pori-pori yang rapat.

Di sisi lain, dr Diah menjelaskan masker kain yang menggunakan bahan lain umumnya tak memiliki pori-pori serapat katun.

“Karena setiap lekukan itu kan bisa menampung kuman dari luar, makanya kebersihannya harus dijaga,” tuturnya.

3. Masker Buff
University of Duke melakukan analisis seberapa efektif 14 jenis masker melindungi diri dari paparan COVID-19. Studi mereka menunjukkan masker buff yang kerap dipakai pengendara motor adalah jenis masker yang paling tak efektif, lantaran tak bisa menahan droplet ketika berbicara.

“Kami menghubungkan ini dengan…tekstil memecah partikel-partikel besar menjadi banyak partikel kecil,” kata dr Martin Fischer, ahli kimia, fisikawan dan penulis studi, dikutip dari CNBC.

Para ahli menyebut memakai masker buff bisa lebih berisiko tinggi menularkan COVID-19 karena lebih banyak droplet yang tak tersaring. Bahkan, bahan masker buff disebut dapat memecah droplet menjadi partikel lebih kecil. (dtc)

Loading...