D-ONENEWS.COM

PDIP Tanyakan Cawali Koalisi Mojopahit

Surabaya,(DOC)  – Enam Partai Politik yang tergabung dalam Koalisi Majapahit akan mengandalkan mesin politik dalam menghadapi pemilhan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2015.  Ketua Kelompok Kerja  Koalisi Majapahit, Ah. Thony , Rabu (1/7/2015) mengatakan, enam partai , masing-masing Partai Gerindra, PKB, Demokrat, Golkar, Golkar , PKS dan PAN memiliki struktur kepengurusan di tingkat anak cabang (PAC) di 31 kecamatan. Apabila disatukan dipastikan akan menjadi mesin politik yang bisa menandingi popularitas pasnagan Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana. Kekuata itu menurutnya bisa lebih besar, jika ditambah kekuatan anggota dewan di fraksi –fraksi di dewan. “Anggota fraksi kan memiliki investasi dukungan masyarakat. Dengan jumlah 29 orang kan banyak, belum lagi di masyarakat jadi tokoh sentral,” ujarnya.

Untuk menjaga spirit koalisi, Politisi Partai Gerindra ini mengatakan  merupakan tanggung jawab masing-masing partai untuk mengambil sikap sesuai komitmen yang dibagun bersama. “yang tak kalah penting adalah konsistensi tehadap apa yang dideklarasikan,” katanya.

Thony menegaskan, jika sudah berkomitmen melakukan koalisi, maka diharapkan tidak ada pikiran untuk membelah diri. Dosen FISIP Unitomo ini mengakui, elektabilitas incumbent cukup tinggi. Namun demikian, figure calon Walikota maupun Wakil Walikota juga bisa berdasarkan kinerja, program serta spirit yang ditunjukkan. “”Bisa jasi yang mempunyai gagasan menarik dapat kepercayaan masyarakat karena menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat,” tuturnya.

Mantan anggota DPRD Surabaya ini mengatakan dengan jargon untu mewujudkan Surabaya yang lebih baik. Pihaknya menginginkan ekspektasi yang lebih dari sekarang. Munculnya ekspektasi yang lebih tersebut didasarkan hasil riset di masyarakat. “Ekspektasi lebih ini dari dari hasil riset,” paparnya.

Untuk memenuhi itu, pihaknya berupaya mencari calon yang memiliki konsep bagus dan rasional. Caranya, bisa saja mengkombinasikan bakal calon walikota dan wakil walikota yang mendaftar di partai-parati atau rekomendasi yang datang dari Dewan Pimpinan Pusat masing-maisng parpol. “Tidak menutup kemungkinan calon terebut atas petunjuk pimpinan parpol (DPP),” terang Ah Thony.

Ia berharap dalam menghadapi Pilwali Surabaya, seluruh elemen partai yang masuk Koalisi majapahit Solid mulai dari bawah sehingga tidak ada kesulitan dalam koordinasi. Ia mengaku untuk menentukan calon yang diusung pihaknya ditentukan dari kesepakatan parpol Koalisi Majapahit. Ia berharap dalam watu 10 hari pasca Deklarasi terdapat gambaran bakal calon. “Kita nanti kumpulkan nama-nama yang sudah dijaring partai,” katanya.

Dalam waktu dekat, setelah mendirikan Sekretariat bersama yang ditempatkan di Kantor DPD Golkar Surabaya, pihaknya membentuk Kelompok Kerja yang bertugas menyusun tahapan. ‘Tahapan yang pendek ini sebisa mungin bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya,” tandasnya.

Ah. Thony menegaskan Koalisi majapahit akan mengusung pasangan calon, meski sebelumnya dikabarkan sebaliknya. “Kita tetap akan mengusung calon dalam pilkada nanti,” tegas pria asal Bojonegoro.

Menanggapi kekuatan struktur partai Koalisi Majapahit, Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono justru mempertanyakan pasangan calon yang diusung. “Boleh saja pirantinya hebat, tapi kalau calonnya gak ada, gimana,” ujarnya

Sejauh ini, menurutnya baru PDIP yang sudah membuka kartu tentang figure yang dicalonkan, yakni Tri Rismahrini dan Whisnu Sakti Buana (WS). “Masyarakat menunggu, dari Koalisi majapahit siapa calonnya, selama ini kan PDIP yang buka kartu,” terang Alumnus FISIP Unair.

Terkait mesin Politik, pria yang akrab disapa Awi ini menegaskan, bahwa PDIP memiliki mesin politik yang telah teruji pengalamannya. “‘Dua kali pilkada, 2005 dan 2010 menang dan keduanya PDIP sendirian,” katanya.

Adi mengungkapkan, dalam struktur partai pihaknya mempunyai kader se-Surabaya sebanyak 8 ribu lebih. Bukan saja jumlahnya besar, namun para kader tersebut juga mempunyai kualifikasi. “Dari kualifikasi, 1 orang bisa menangani 2 RW atau bahkan 1 keluarahan,” katanya

Ia mengatakan, dalam politik yang utama adadlah memiliki mesin politk yang kualified. Pasalnya, yang ingin dicapai yakni hasil kerjanya. “Politik tidak ditentukan banyaknya orang yang kerja, tapi efektifitas pekerjaan,” tandas Awi.

Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini mengumpamakan, mesin politik yang dimiliki PDIP seperti mesin mobil Ferrari, yang mempunyai daya dorong, tenaga kuat dan kecepatan tinggi. ‘Meskin politik kita efektifitas capai finishnya tikda bisa dicapai mesin biasa. Dan itu ada faktanya,” ungkapnya.

Adi Sutarwiyono mengelak jika PDIP lebih mengandalkan figure dalam menghadpai Pilwali 2015. Sebaliknya, berdasarkan pengalaman, peran partai justru sangat kuat dalam setiap pencapaian. “Justru ditopang PDIP, figure yang kurang popular jadi popular, yang kuta jadi sangat kuat,” katanya.

Untuk itu, sebelum mengusung pasangan calon, pihaknya menurut Adi, PDIP menyiapkan perangkat keorganisasian dan  networkingnya dahulu. “Model PDIP, sebelum ada penetapan perangkat disiapkan dulu,” jelasnya.

Dalam penyiapan mesin politik guna menghadapi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya 2015, Ia mengungkapkan partainya membutuhakan waktu yang tak pendek. “Sebelum maret atau Kongres PDIP di Bali, kita sudah siapakan mesin partai,” pungkasnya. (k4/r7)

Loading...