D-ONENEWS.COM

Tambah Kapasitas Pipa Air Untuk Memperlancar Distribusi ke Pelanggan PDAM

foto ; Dirut PDAM Mujiaman Bersama jajaran Direksi di komisi B DPRD kota Surabaya

Surabaya,(DOC) – PDAM Surya Sembada Surabaya menargetkan pendapatan Rp 1 triliun pada tahun 2020 mendatang. Untuk mengejar target tersebut PDAM akan mengoptimalkan kapasitas produksi yang saat ini baru tercapai 9990 liter perdetik.
Hal ini disampaikan Ir. Mujiaman Sukirno Dirut PDAM Surya Sembada, Kamis(31/8/2017) sore, saat hearing dengan komisi B DPRD Surabaya. Nampak hadir juga Direktur Operasional Ir. Dody Soedarjono, Sunarno dan Arie Bimo Sakti.
“Angka cakupan kami memang 96 persen. Tapi dari 560 ribu pelanggan, 125 ribu di antaranya terrecord sebagai pelanggan yang menggunakan air minimum,” kata  Mujiaman, sambil memperkenalkan jajaran direksi PDAM yang baru.
Mujiaman secara terbuka menyampaikan kondisi terkini persoalan yang dihadapi dan tantangan yang harus diselesaikan segera oleh direksi dan manajemen baru. Saat ini menurutnya meski kapasitas produksi PDAM sebanyak 10.830 liter perdetik tapi tak bisa semuanya dikeluarkan. Tercatat masih 10.000 liter perdetik yang terkendala belum bisa disalurkan.
“Ini tantangan bagi kami. Selama sebulan ini kami pelototi apa saja yang membuat kapasitas tidak maksimal dikeluarkan. Sekarang sudah kami temukan problem itu dan sebelum Desember nanti kami sudah bisa mengeluarkan air sebanyak 10.300 liter perdetik,” kata Mujiaman.
Kedepan, pihaknya akan memaksimalkan distribusi ke pelanggan dengan menambah sekaligus memperbaiki jaringan pipa.  Menurut dia, selama ini jaringan pipa PDAM yang digunakan adalah peninggalan Belanda dengan desain tekanan air hanya 60 meter satuan atau 6 bar. Pipa itu juga tertanam 60 meter didalam tanah.
Dengan kondisi ini, distribusi air hanya sampai Pegirian saja untuk kawasan utara dan kawasan Made untuk kawasan barat. Jika tekanan produksi ditingkatkan maka kebocoran(losses) air akan makin tinggi. Peningkatan kapasitas pipa, menurut Mujiaman akan ditambah sampai 30 meter satuan lagi.
“Kita harus mulai modernisasi pabrik. Filter filter juga akan diefisiensikan lima kali lipat. Selama ini di tempat tempat akhir pemberhentian air itu sudah terpasang boster namun belum optimal. Sekarang akan kami tambah lagi boster boster baru di Putat Gede, Prada, Krembangan, Pegirian, Lakarsantri dan Perak Barat. Biaya pembangunan boster sudah disetujui PAK,” ujarnya.
Mujiaman menyatakan akan berupaya menyelamatkan 3.000 liter perdetik yang hilang secara bertahap. Kehilangan air yang kalau dirupiahkan sama dengan 300 miliar pertahun ini pada tahun 2020 mendatang akan bisa diselamatkan 1.000 liter perdetik. Sedangkan total penambahan kapasitas air sampai 2020 sebanyak 4.000 liter perdetik, masing masing 1.000 liter perdetik dari eksisting, 1.000 liter perdetik dari penambahan alat, 1.000 liter perdetik dari Umbulan dan 1.000 liter perdetik dari penyelamatan kehilangan air.
Di sisi lain, kondisi jaringan pipa PDAM sejauh 6.000 kilometer menurut Mujiaman sudah saatnya diremajakan. Direncanakan PDAM akan melakukan peremajaan pipa itu 100 kilometer dalam setahun, sehingga 60 tahun sudah tuntas. Apalagi umur ideal pipa antara 20-30 tahun.
“Untuk program optimalisasi ini kami mendapat dana  Rp 8 miliar dari program komupterisasi scada yang dicancel dan penghematan anggaran lainnya Rp 5 miliar jadi total Rp 13 miliar. Penggunaan anggaran ini sudah disetujui bu walikota,” tutup Mujiaman.
Menanggapi hal ini ketua komisi B Mazlan Mansur meminta agar penambahan kapasitas produksi air tidak kejar kejaran dengan perumahan elit. “Jangan kapasitas ditingkatkan dengan prioritas perumahan elit, sedangkan warga kampung gigit jari.Saya ingatkan kewajiban pengembang jangan semua dibebankan kepada PDAM,” kata Mazlan.
Ditambahkan Erwin Tjayuadi anggota komisi B, untuk menekan kebocoran PDAM Surabaya diminta meniru konsep Singapura. “Mereka itu air laut saja bisa disuling menjadi bersih. Kita jangan ketinggalan. Tolong yang 4 persen belum terima air karena menempati lahan bermasalah ini menggunakan master meter dioptimalkan,” kata Erwin.
Sedangkan Edi Rachmat wakil ketua komisi B mengatakan untuk menangani masalah kebocoran ini PDAM diminta jangan sampai merugikan warga. “Saya dapat laporan ada pemilik rumah yang dibeli dari pemilik kedua, tiba tiba ditagih denda Rp 200 juta karena pelanggaran yang dilakukan pemilik sebelumnya. Ini harus diselesaikan dengan bijak,” katanya. (r7)

Loading...