D-ONENEWS.COM

Tiga Pegiat Lingkungan Dorong Capres-Cawapres Kaji Ulang Kebijakan Bioenergi Berbasis Hutan

Surabaya, (DOC) – Traction Energy Asia, Trend Asia, dan Forest Watch Indonesia (FWI) mendesak para Calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2024 untuk meninjau kembali penggunaan bionergi berbasis hutan dalam program transisi energi.

Hal ini disampaikan Dalam diskusi daring “Meneropong Bioenergi di Tangan Capres dan Cawapres 2024-2029,” mereka mengkritisi dampak negatif dari biofuel dan biomassa terhadap kelestarian alam.

Pada Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim ke-28 (COP28) di Dubai, seruan global untuk beralih dari bahan bakar fosil masuk ke dalam konsensus.

Tommy Pratama dari Traction Energy Asia menyatakan kebutuhan percepatan transisi ke energi rendah karbon, mengingat Indonesia sebagai penyumbang karbon terbesar ke-8 di dunia.

“Kami khawatir produksi biofuel akan mengancam ketahanan pangan dan hutan. Data Traction Energy Indonesia menunjukkan potensi energi terbarukan lain yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, seperti energi angin dan surya,” ungkap Tommy.

Begitu pun dengan Amalya Reza Oktaviani dari Trend Asia, yang menyoroti co-firing biomassa. Ia menyebutnya solusi palsu yang berdampak pada biodiversitas, mata pencaharian, dan krisis pangan.

“FWI mencatat potensi deforestasi melalui produksi biomassa untuk co-firing,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, pemaparan para TPN, Drajad Wibowo (TKN Prabowo-Gibran) menyebut program biomassa sebagai opsi realistis secara finansial.

“Kita mesti memutuskan bersama, seberapa ideal penggunaan biomassa seperti bioetanol akan digunakan, serta segera action. Dalam proses ini yang penting untuk diperhatikan dalam menjaga kelestarian produksi, ekologi, dan sosial adalah melalui sustainability audit,” imbuhnya.

Irvan Pulungan (TPN Anies-Muhaimin) menjanjikan inventarisasi lingkungan untuk mendukung kebijakan bioenergi sesuai regulasi.

Irvan juga mengungkapkan fakta capaian transisi energi di Indonesia baru mencapai 1% dari kebutuhan. Menurut dia, jika pasangan AMIN terpilih, mereka akan meningkatkannya menjadi 4% hingga lima tahun ke depan.

“Kuncinya untuk mencapai hal tersebut adalah pendekatan kolaboratif partisipatif dari masyarakat berdasarkan pada 5 pilar transisi energi: (1) pilar tata kelola yang holistik dan berkesinambungan, (2) kolaborasi pemangku kepentingan, (3) inovasi pendanaan, (4) transisi energi berkeadilan, dan (5) intervensi pada supply and demand,” kata Irvan.

Sementara itu, Agus Hermanto (TPN Ganjar-Mahfud) menekankan sumber alternatif bioenergi selain pelet kayu.

“Strategi kami adalah menerapkan kebijakan inventarisasi CPO (crude palm oil), kemudian melakukan pemetaan target apakah tujuannya untuk B30 atau B40. Ini dilakukan secara berimbang dengan mengutamakan konsumsi masyarakat, baru yang terakhir adalah untuk ekspor,” jelas Agus. (r6)

Loading...

baca juga