D-ONENEWS.COM

Viral Pungli Berlapis di Tumpak Sewu Lumajang, Wisatawan Merasa Diperas

Viral Pungli Berlapis di Tumpak Sewu Lumajang, Wisatawan Merasa Diperas

Lumajang, (DOC) –Keindahan Air Terjun Tumpak Sewu kembali menjadi sorotan, namun kali ini bukan karena pesonanya yang memukau, melainkan karena dugaan praktik pungutan liar yang meresahkan wisatawan.

Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang pengunjung yang dipaksa membayar tiket masuk sebanyak tiga kali saat mengunjungi destinasi wisata tersebut.

Dalam video tersebut, sang wisatawan mengungkapkan kekecewaannya karena harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk menikmati keindahan alam.

“Saya datang berdua, tapi harus bayar tiga tiket. Bayar di awal, bayar lagi di tengah, dan bayar lagi di dekat air terjun. Ini sangat merugikan,” keluhnya.

Perekam video juga memperlihatkan saat seorang pria sedang berdebat dengan pengelola wisata. Pria itu protes lantaran wisatawan dipaksa membayar sebanyak tiga kali.

Praktik pungli berlapis ini tentu saja mengundang kecaman dari berbagai pihak.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, mengakui adanya permasalahan tersebut dan berjanji akan segera mengambil tindakan.

“Kami akan mengumpulkan semua pihak terkait untuk membahas masalah ini dan mencari solusi terbaik,” tegasnya.

Yuli menjelaskan bahwa seharusnya wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk sekali di gerbang utama Desa Sidomulyo. Pihaknya juga tengah berupaya untuk menerapkan sistem tiket elektronik (e-ticketing) bersama dengan Kabupaten Malang agar lebih transparan dan efisien.

Selain itu, Yuli juga menyoroti masalah penarikan tiket oleh masyarakat di area sungai yang berada di wilayah Kabupaten Malang.

“Penarikan tiket di area sungai oleh masyarakat Kabupaten Malang tidak dibenarkan dan sudah ada peringatan dari PU SDA Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya

Kasus pungli di Tumpak Sewu ini menjadi pengingat bagi pemerintah daerah untuk lebih serius dalam mengawasi pengelolaan destinasi wisata. Praktik pungli tidak hanya merugikan wisatawan, tetapi juga merusak citra pariwisata daerah.(Imam)

Loading...