D-ONENEWS.COM

4 Ulama Sepuh Penerima Anugerah 1 Abad NU

Jakarta (DOC) – Anugerah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) diberikan kepada para ulama sepuh yang sepanjang hidupnya didedikasikan untuk membersamai dan mendidik umat.

Terdapat 4 ulama sepuh yang terpilih untuk menerima Anugerah 1 Abad NU dalam kategori Pengabdi Sepanjang Hayat, di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, pada Selasa (31/1) lalu.

1. Anregurutta Haji (AGH) Ali Yafie
AGH Ali Yafie lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 September 1926. Ia merupakan ulama fiqih dan pernah mengemban amanah sebagai Rais Aam PBNU pada 1991-1992.

Saat ini, ia masih aktif sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang ia dirikan pada 1947.

Pada Muktamar NU di Krapyak pada 1989, ia terpilih sebagai wakil dari Rais Aam PBNU KH Achmad Shiddiq. Namun, ketika Kiai Achmad Shiddiq wafat pada 1991, AGH Ali Yafie kemudian bertindak menjalankan tugas, tanggung jawab, hak, dan wewenang sebagai Penjabat (Pj) Rais ‘Aam hingga 1992.

2. Tuan Guru Haji Turmudzi Badaruddin
ADVERTISEMENT

TGH Turmudzi Badaruddin atau akrab disapa Tuan Guru Bagu lahir di Desa Bagu, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada 1 April 1936.

Saat ini, Tuan Guru Bagu menjadi Pengasuh Pesantren Qamarul Huda, Bagu, NTB. Ia mulai aktif terlibat di Perkumpulan NU sejak 1970 saat mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah PRNU Bagu dan menjadi Rais Syuriyah MWCNU Narmada, Lombok Barat.

Pada 1971, Tuan Guru Bagu menjadi Wakil Rais Syuriyah PCNU Lombok Tengah. Saat itu, Rais Syuriyah PCNU Lombok Tengah adalah Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Faishal.

Kemudian pada 1973, TGH Lalu Muhammad Faishal naik menjadi Rais Syuriyah PWNU NTB hingga 1996. Di sela-sela tahun itu, yakni pada 1994, Tuan Guru Bagu menjadi Wakil Rais Syuriyah PWNU NTB.

Saat TGH Lalu wafat pada 1996, Tuan Guru Bagu, menggantikannya menjadi Rais Syuriyah PWNU NTB hingga 2007. Selanjutnya, ia diamanahi sebagai Mustasyar PWNU NTB sejak 2008.

Kini, Tuan Guru Bagu dipercaya menjadi Rais Syuriyah PWNU NTB masa khidmah 2019-2024 sekaligus Mustasyar PBNU masa khidmah 2022-2027.

Selain itu, Tuan Guru Bagu juga merupakan mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Bagu.

3. Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid
Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid lahir pada 12 Maret 1944 di Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan putri pertama dari Pendiri Nahdlatul Ulama KH Abdul Wahab Chasbullah bersama Nyai Siti Rahma.

Sejak 1994 hingga saat ini, ia menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Putri al-Lathifiyyah 1 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Nyai Machfudhoh pernah menjabat ketua umum Fatayat NU pada 1976. Ia juga pernah mengemban amanah sebagai Ketua I Pucuk Pimpinan Muslimat NU.

Kemudian ia diamanahi sebagai A’wan PBNU pada 2015-2021 dan Mustasyar PBNU masa khidmah 2022-2027.

4. Tuan Guru Haji (TGH) Tabrani Basri
TGH Tabrani Basri lahir di Amuntai, Kalimantan Selatan, pada 1936. Ia merupakan alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Aktivitas dakwah yang selama ini dilakukan adalah memberikan ceramah di berbagai majelis taklim yang ada di Kalimantan Selatan. Salah satunya, ia mengisi pengajian Kitab Irsyadul ‘Ibad di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada setiap malam Selasa.

Selain itu, ia pernah mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah PWNU Kalimantan Selatan masa khidmah 1997-2002. (nu)

Loading...