Surabaya,(DOC) – Dugaan pelanggaran kode etik penyelenggaraan Pemilu (KEPP) yang tertuang dalam perkara nomer 17-PKE-DKPP/II/2020 di kota Surabaya, akan disidangkan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Sabtu(07/03/2020).
Perkara tersebut berdasarkan registrasi pengaduan 17-P/L-DKPP/I/2020 yang diadukan oleh seorang peserta seleksi Panwascam Pilkada 2020, Robert Simangungsong.
Dalam laporannya, Robert mengadukan tujuh penyelenggara Pemilu, lima di antaranya adalah Ketua dan Anggota Bawaslu Kota Surabaya.
Ketua dan empat Anggota Bawaslu Kota Surabaya yang menjadi Teradu adalah M. Agil Akbar, Hadi Margo Sambodo, Usman, Yaqub dan Hidayat. Dua Teradu lainnya adalah staf Bawaslu Kota Surabaya, Suib dan Anggota Panwascam Dukuh Pakis, Rifai.
Dalam pokok aduannya, ketujuh Teradu diduga melakukan pungutan liar atau pemerasan terhadap Panwascam.
Sesuai ketentuan Pasal 31 ayat (1) dan (2) Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan DKPP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum, sidang ini akan dipimpin oleh Anggota DKPP bersama Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Provinsi Jawa Timur di Kantor Bawaslu Provinsi Jawa Timur, Jalan Tanggulangin No. 3, Keputran, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya pada Sabtu (7/3/2020), pukul 15.00 WIB.
Sekretaris DKPP, Bernad Dermawan Sutrisno menjelaskan bahwa agenda sidang perkara 17-PKE-DKPP/II/2020 adalah untuk mendengarkan keterangan Pengadu dan Teradu, juga Pihak Terkait dan saksi-saksi yang akan dihadirkan.
“DKPP telah memanggil semua pihak secara patut, yakni lima hari sebelum sidang pemeriksaan digelar,” kata Bernad dalam keterangan resmi, Jumat(6/3/2020).
“Sidang kode etik DKPP bersifat terbuka artinya masyarakat dan media dapat menyaksikan langsung jalannya sidang pemeriksaan atau melalui live streaming Facebook DKPP, @medsosdkpp,” kata Bernad.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Surabaya, Agil Akbar membenarkan bahwa dirinya dan komisioner Bawaslu lainnya telah dilaporkan ke DKKP secara institusi oleh Robert Simangungsong.
“Bukan saya, tapi Bawaslu. Iya lima orang,” kata Agil terpisah.
Namun sejauh ini, kata Agil, dirinya belum mengetahui secara pasti motif aduannya ke DKPP. Bahkan dirinya juga tidak mengetahui pelapornya atas nama Robert Simangungsong. “Iya versinya pak Robert kita pungli Panwascam. Pelapornya tidak tahu hanya pekerjaannya wiraswasta, dulu panwascam Sukomanunggal,” pungkasnya.(r7)