Surabaya,(DOC) – DPRD Kota Surabaya menggelar Rapat Paripurna dengan agenda penyampaian pendapat akhir fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya 2025-2045, Rabu (19/2/2025). Rapat ini di pimpin oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya, Bahtiar Rifai dan di hadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya dan 34 anggota dewan. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, turut hadir melalui zoom meeting karena sedang mengikuti rangkaian acara pelantikan kepala daerah di Jakarta.
Mayoritas fraksi-fraksi menyatakan setuju terhadap Raperda RTRW ini, di antaranya Fraksi Gerindra, Golkar, PDI-P, PKB, Demokrat-PPP-Nasdem, dan PSI. Namun, Fraksi PKS menyetujui dengan beberapa catatan.
PKS Soroti Dampak PSN
PKS menyoroti delapan poin penting dalam pendapat akhirnya. Salah satu catatan utama adalah memastikan bahwa berbagai masukan dalam notulen rapat telah terakomodasi dalam Raperda RTRW 2025-2045. Selain itu, Fraksi PKS juga menyoroti proyek Surabaya Waterfront Land (SWL), yang masuk dalam RTRW Provinsi Jawa Timur. Tetapi memiliki dampak signifikan terhadap ekosistem laut, area mangrove, serta kesejahteraan nelayan di Surabaya.
“Meskipun Proyek Strategis Nasional (PSN) SWL tidak masuk dalam RTRW Kota Surabaya. Tetapi RTRW kota tetap harus menyesuaikan dengan proyek tersebut. Tercatat ada 100 hektar wilayah daratan yang masuk dalam kawasan PSN-SWL, sehingga perlu di antisipasi dalam RTRW Kota Surabaya,” ujar Cahyo Siswo Utomo, perwakilan Fraksi PKS.
Selain proyek SWL, PKS juga menyoroti beberapa PSN lainnya, seperti Flyover Teluk Lamong, jalur kereta dalam kota, serta mitigasi bencana terkait pencemaran air tanah dan potensi likuifaksi di Surabaya. Mereka juga menekankan pentingnya sinkronisasi garis pantai dan batas kota agar tidak terjadi perbedaan data antarinstansi pemerintah.
PKS berharap setelah RTRW ini di tetapkan, pemerintah segera melakukan penyesuaian terhadap rencana detail tata ruang dan sistem Online Single Submission (OSS) guna memperlancar perizinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Surabaya.
Sebagai penutup, Cahyo Siswo Utomo menyampaikan pantun, “Wedang jahe tape ketan, Godog pandan kanggo sedepan. RTRW telah ditetapkan, Tolong nelayan selalu diperhatikan,” yang disambut tepuk tangan para hadirin.(r7)