Surabaya, (DOC) – Seorang istri mulai bersuara, setelah puluhan tahun menerima siksaan dari suaminya sendiri. Bahkan penyiksaan yang di terima korban di lakukan di depan kedua anaknya.
Sherly (45), akhirnya melaporkan suaminya, HU alias MH (57), setelah ia mendapatkan siksaan serius pada tanggal 9 Agustus 2024 dinihari. Paginya ia memutuskan untuk melaporkan penyiksaan ini di Polrestabes Surabaya.
“Tanggal 8 (Agustus) siang, saya menabrakkan mobil saya. Sampai bemper depan sebelah kiri pecah, pasti di marahi malam ini, dan benar malam waktu pulang saya ngomong mobilnya habis nabrak. Setelah ia lihat kalau bemper depan pecah, awalnya hanya verbal saja. Misuh-misuh gitu, tapi saat masuk di dalam rumah ia langsung pukul di kepala, secara beruntun dia mukul terus. Padahal saya sudah bilang sakit-sakit, tapi ia terus mukul sampai terakhir ia bawa pisau. Dan sebelumnya juga mukul pakai pipa besi, anak saya yang berusaha melindungi juga di pukul,” ujar Sherly.
Kekerasan yang di lakukan oleh suaminya ini di rasakan Sherly sejak ia baru melahirkan anak pertamanya. Yakni sejak anak pertamanya masih berusia 4 bulan.
“Kekerasan sejak anak saya lahir umur 4 bulan (20 tahun lalu). Sebelumnya juga sering, ada rekamannya juga, CCTV juga. Untuk masalah marahnya ia macam-macam.Tiap badmood ia pasti marah dan mukul,” terangnya.
20 Tahun Menahan Siksaan dari Suami
Meski sudah 20 tahun Sherly merasakan siksaan dari Suaminya itu. Ia tak berani melaporkan kejadian tersebut pada siapapun.
“Saya enggak berani lapor karena saya enggak punya apa-apa. Ia punya uang, punya koneksi, ia pengacara, ia punya semuanya. Kalau saya laporkan dulu-dulu, pasti saya yang masuk penjara, bukan ia,” ucapnya.
Mungkin karena sudah cukup lama merasakan penyiksaan dari suaminya tersebut. Ia pun nekat melaporkan kekerasan dari suaminya tersebut.
Sherly juga menjelaskan, jika suaminya ini punya banyak pekerjaan. “Selain pengacara, pengakuan ia ia ini pendeta. Saya enggak tau ia pendeta yang benar, yang jelas ia punya gereja. Ia berkhotbah di mimbar, dan punya gereja di AGC Amazing Church di Raya Ponti Sidoarjo. Ia juga seorang dosen Sosiologi Pascasarjana di Universitas Sunan Giri,” ungkapnya.
Sementara itu, M Sholeh selaku kuasa hukum Sherly mengatakan, jika kepolisian untuk segera memproses dan menangkap pelaku kekerasan ini sesegera mungkin.
“Tak hanya Bu Sherly yang menjadi korban, anak-anaknya juga turut serta merasakan kekerasan tersebut. Bahkan pelaku juga mengancam Bu Sherly dengan pisau dan pistol, entah itu airsoftgun atau pistol asli saya juga enggak tau,” tandas Sholeh. (Ang/r5)