D-ONENEWS.COM

Kemensos Respon Cepat Kasus Bayi Lahir Tanpa Dinding Perut

Bengkulu,(DOC) – Menteri Sosial(Mensos) Tri Rismaharini melalui jajaran Kementerian Sosial (Kemensos) RI memberi respon kasus bayi Pitria. Balita perempuan tersebut, lahir tanpa dinding perut pada tanggal 17 Mei 2022 lalu.

Jajaran Kemensos lewat Sentra Dharma Guna Bengkulu bergerak sehari setelah lahirnya Balita tersebut,Rabu(18/05/2022) dan membawa bayi malang ini ke RSUD Rejang Lebong bersama pihak terkait.

Namun takdir berkehendak lain. Pada Kamis(19/05/2022) sekitar jam 07.27 WIB, bayi Pitria meninggal dunia dan langsung dimakamkan. Sentra turut melakukan koordinasi dengan aparat desa untuk urusan pemakaman Pitria.

Plt Kasentra Dharma Guna Massitotu Mulja menyatakan, Kemensos telah melakukan sejumlah intervensi selain penanganan terhadap bayi Pitria.

Di antara upaya yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan Sentra Budhi Perkasa Palembang untuk proses rujukan ke RS Palembang. Pada waktu itu untuk penanganan Pitria, Sentra juga menjajagi kesiapan dokter spesialis anak untuk melakukan operasi di Palembang.

“Kami juga berkoordinasi dengan pihak RSUD Rejang Lebong untuk pembebasan biaya rumah sakit selama perawatan ibu dan anak,” kata Massitotu di Bengkulu, Sabtu(21/05/2022)

Selanjutnya, Sentra akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengupayakan pembuatan KK dan NIK untuk Hempy Muryati (ibu) dan Arzon (ayah). Dengan data kependudukan bisa menjadi kelengkapan untuk proses pembuatan Jamkesda/BPJS Pemerintah.

Selanjutnya, Sentra akan memberikan pendampingan, motivasi dan penguatan terhadap ibu Hempy yang masih berada dalam perawatan rumah sakit. “Kami juga menyiapkan bantuan ATENSI berupa nutrisi dan kebutuhan pasca melahirkan
untuk ibunda Pitria” katanya.

Berdasarkan asesmen, keluarga Pitri belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah baik PKH maupun BPNT. Pasangan Arzon dan Hempy berasal dari Kabupaten Seluma Bengkulu dan baru menetap tinggal di rumah kontrakan Desa Air Pikat, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong selama 1,5 tahun. Mereka bekerja sebagai petani penggarap kebun.(hm/r7)

Loading...