D-ONENEWS.COM

Klaster Baru Asrama Gereja JKI Menanggal, Puluhan Penghuninya Diawasi Ketat

Surabaya,(DOC) –  Warga penghuni Asrama Gereja JKI di kawasan Menanggal Surabaya tengah melakukan isolasi mandiri, setelah diketahui hasil pemeriksaan salah satu warganya dinyatakan positif Covid-19 seminggu lalu.

Akses pintu masuk asrama gereja sisi utara yang berdekatan dengan pemukiman warga Menanggal 1, kelurahan Menanggal, kecamatan Gayungan Surabaya, juga di blockade oleh warga, agar para penghuninya tidak melakukan aktivitas keluar rumah yang beresiko menulari warga sekitar.

“Jalan akses masuk ke asrama di blockade, terutama disisi utara yang berdempetan dengan jalan perkampungan warga. Selama seminggu baru diketahui sekarang, padahal lahan asrama kerap digunakan lahan parkir mobil milik warga,” kata Aan Ainurrofik Ketua RT-01 Menanggal, Jumat(8/5/2020).

Warga berharap Pemkot Surabaya lebih proaktif memberikan informasi kepada masyarakat soal kasus Covid-19. Mengingat selama ini warga penghuni asrama gereja masih sering keluar rumah.

Pemkot Surabaya sudah melakukan rapid test dan swab test terhadap 60 orang penghuni asrama gereja, setelah hasil pemeriksaan salah satu penghuni asrama gereja Menanggal dinyatakan positif Covid-19.

“Selama proses karantina dan pemeriksaan rapid test, ada petugas dari Pemkot yang menjaga asrama gereja,” katanya.

Sementara itu Kepala Asrama Gereja Menanggal, Sandi menyatakan, bahwa seluruh kegiatan di asrama sekarang dihentikan. Namun untuk pasien positif kini sudah menjalani masa perawatan di rumah sakit.

“Ada 60 orang termasuk balita satu tahun yang tinggal di Asrama Gereja JKI menanggal. Mereka kini menjalani rapid test dan swab dari Pemkot Surabaya. Tapi mahasiswi yang dinyatakan positif Covid-19 sudah di rawat di ruamah sakit,” jelas Sandi.

Hasil rapid test para penghuni asrama gereja, kata Sandi, hasilnya negative. Namun seluruh penghuni asrama tetap dilarang keluar asrama sampai masa karantina berakhir.

Ketua Tracing Gugus Covid-19 Provinsi Jawa Timur, Kohar Hari Santoso, menyebutkan, bahwa 60 lebih penghuni asrama gereja dalam pemantaun dan proses isolasi mandiri.

‘’Kami harapkan warga sekitar asrama tetap support dalam masa isolasi. Caranya, dengan tetap menerapkan physical distance (jaga jarak),’’ kata dr Kohar di Gedung Grahadi, Jumat(8/5/2020) malam.

Kebijakan isolasi mandiri ini, kata Kohar, perlu dilakukan karena salah satu penghuni asrama sudah berada di salah satu rumah sakit di Surabaya. Karena itu, pelaku industri dan komunitas segera melapor jika ditemukan orang terdekat mengalami gejala klinis Covid-19.

“Termasuk masyarakat sekitar asrama. Hal ini sebagai peringatan terus meluasnya penularan Covid-19 di Surabaya, yang sudah menerapkan PSBB,” ujar Dirut RSSA Malang ini.

Ditambahkan dia, selain klaster asrama gereja juga ditemukan klaster baru yaitu Pasar Simo Surabaya. ‘’Wabah ini menjadi tanggung jawab bersama. Mari saling support untuk memutus rantai penularannya,’’ pungkasnya.(div/r7)

Loading...

baca juga