Surabaya, (DOC) – Lintasan lari Jatim Seger di Jalan Kertajaya Indah, Surabaya, ramai di kunjungi para pelari muda. Namun kondisi lapangan yang di klaim berstandar internasional itu justru bikin kecewa.
Pencahayaan minim jadi masalah utama. Beberapa bagian lintasan, terutama sisi utara, nyaris gelap gulita. Pengunjung mengeluhkan suasana yang terkesan “horor” meski pengunjung cukup ramai.
“Lintasannya bagus, tapi gelap banget. Banyak yang bilang ngeri,” kata Khusnul Hasanah, warga Tambaksari, Kamis (25/4/2025).
Toilet yang tersedia pun tidak luput dari kritik. Beberapa pengunjung menyebutkannya kotor dan berbau.
Masalah lain muncul soal jam operasional. Lapangan tutup pukul 21.00 WIB, dengan alasan keamanan karena minimnya penerangan.
“Saya pernah di suruh berhenti lari karena mau tutup. Katanya dulu pernah di pakai pasangan sesama jenis buat hal-hal nggak pantas,” kata Iva Yati, pengunjung lainnya.
Cahyo, petugas keamanan lapangan, mengakui kondisi penerangan sangat kurang. Dari 14 lampu yang ada, hanya 7 yang menyala. Sisanya rusak.
“Kami terpaksa patroli rutin setiap malam, supaya nggak ada penyalahgunaan tempat,” jelasnya.
Jumlah petugas keamanan juga terbatas. Hanya ada empat orang yang bertugas setiap hari. Jumlah itu jelas tidak sebanding dengan luas lapangan dan jumlah pengunjung.
Jatim Seger sendiri sempat menuai polemik sejak awal di buka. Mulai dari keluhan soal tarif masuk sebesar Rp10 ribu, hingga lintasan yang sempat melembung akibat hujan deras.
Dengan klaim sebagai lintasan berstandar internasional dari World Athletic di Monaco, kondisi ini jelas jauh dari ekspektasi. (ang)