Surabaya, (DOC) – Jelang tahun politik, Surabaya Survei Center (SSC) memunculkan nama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, di elektabilitas sebagai Calon Gubernur Jawa Timur, hal ini cukup mengejutkan, terlebih lagi Eri Cahyadi muncul di urutan ke tiga, lebih tinggi dari Wakil Gubernur Emil Dardak.
Hasil tersebut keluar, setelah SSC melakukan survei acak ke warga Surabaya, perihal kepuasan dari kinerja dua orang tersebut, yang masing-masing memimpin birokrasi yang berbeda.
“Kepuasan dari kinerja Emil Dardak sebagai Wagub Jatim sekitar 75,2 persen. Untuk Eri Cahyadi 89,2 persen,” jelas Peneliti Senior SSC, Wildan Krisnarwanto, Kamis (13/7/2023).
Eri Cahyadi terlihat lebih unggul, dikarenakan warga Surabaya sangat puas dengan kinerja Eri. Keunggulan Eri dikarenakan kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mampu membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas pendidikan, dan meningkatan layanan kesehatan untuk warga Surabaya.
Tak hanya itu, Pemkot Surabaya juga mampu mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani, pemulihan ekonomi dan yang terakhir mewujudkan lingkungan yang harmonis dan berbudaya, serta hanya 2 persen warga Surabaya yang tak puas dengan kinerjanya.
Seperti yang dijelaskan oleh Peneliti Senior SSC lainnya, Ikhsan Rosidi menjelaskan, jika itu dari pengaruh dari kinerja dari Kepemimpinan Eri Cahyadi – Armuji.
“Saya kira kalau kepuasan, satu-satunya yang mempengaruhi adalah kinerja, kinerja pejabat publik. Seorang pejabat negara dinilai terhadap kinerjanya. Ketika kinerja pejabat sangat tinggi, ya pasti dinilai oleh masyarakat bagus, seperti Wali Kota Surabaya, bisa kita lihat bahwa kinerjanya bisa dilihat dengan baik,” ujar Ikhsan.
Sedangkan untuk elektabilitas Wagub Emil Dardak masih tinggi. Hal itu dikarenakan eksposure media terhadap Emil cukup tinggi, dan elektabilitas yang tinggi wajar.
“Emil Dardak sebagai incumben Cawagub itu popularitas dan elektabilitas wajar bertengger di posisi yang tinggi, karena eksposure media juga tinggi. Nah kenapa Eri Cahyadi juga tinggi, sebagai Cagub maupun Cawagub?” jelasnya.
“Jadi ini ada harapan lebih dari Surabaya, bahwa beliau sudah sangat bagus di Surabaya selama ini, ada harapan tersendiri di hati warga Surabaya, agar beliau naik level lebih tinggi, sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Timur, sama seperti dulu, fenomena Indonesia, beliau dianggap sangat berhasil membangun kota Surabaya, ada harapan. Makanya sempat Bu Risma dalam bursa Capres selalu muncul, makanya lumayan,” imbuh Ikhsan Rosidi.
Keduanya saling kejar-kejaran dalam elektabilitas, dengan keunggulan masing-masing.
“Orang memandang, khususnya persepsi warga Kota Surabaya, Emil Dardak lebih pantas di posisi Cawagub, makanya ketika pertanyaan pada pilihan Cagub, warga Surabaya mempersepsikan bahwa, Pak Emil tidak lebih baik dengan Pak Eri Cahyadi, sehingga Pak Eri angkanya lebih tinggi, sementara di pemilihan Cawagub, Pak Emil lebih tinggi, karena porsi kali ini, saat Pak Emil mengemban sebagai Cawagub lebih baik,” tandasnya. (r6)