Pemkot Surabaya Gencarkan Program DASH untuk Cegah Perundungan

Pemkot Surabaya Gencarkan Program DASH untuk Cegah Perundungan

Surabaya,(DOC) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Surabaya terus memperkuat edukasi bagi remaja melalui program Dinamika Arek Suroboyo Hebat (DASH) 2025. Program ini di rancang untuk membekali pelajar menghadapi tantangan zaman, terutama bullying dan pengaruh negatif era digital.

Bacaan Lainnya

Sosialisasi terbaru di gelar di SMP dan SMA Dharma Wanita Persatuan (Dhani), Kamis (20/11/2025). Dua sudut pandang di hadirkan sekaligus: bullying dari perspektif psikologi dan bullying dari sisi hukum. Langkah ini menegaskan komitmen Pemkot Surabaya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.

Penasihat DWP Surabaya, Rini Indriyani, menyampaikan bahwa masa remaja adalah fase paling rentan. Anak-anak sedang mencari jati diri dan mudah terpengaruh pergaulan, tekanan sosial, serta paparan internet. Melalui DASH, edukasi di bawa langsung ke SD, SMP, MI, MTs, hingga pondok pesantren. Materi yang di berikan mencakup pencegahan bullying, penguatan konsep diri, internet sehat, bahaya zat adiktif, hingga kemampuan mengelola masalah remaja.

“Pembinaan anak harus di lakukan bersama. Sekolah, keluarga, masyarakat, dan pemerintah punya peran masing-masing. Kalau berjalan serempak, anak-anak akan tumbuh lebih aman dan percaya diri,” ujar Rini.

Ia mengapresiasi siswa Dhani yang sudah memahami kategori bullying, termasuk cyberbullying dan perundungan verbal. Namun ia kembali mengingatkan bahwa dampak bullying bisa sangat serius.

“Korban bisa berubah menjadi pelaku. Jika tidak di tangani, bisa berujung pada tindakan kriminal,” tambahnya.

Edukasi Persuasif

Rini menegaskan bahwa edukasi harus di berikan secara persuasif. Nilai yang di tanamkan terus-menerus akan membentuk mindset positif pada anak. Ia juga membagikan kisah seorang siswa yang sempat trauma karena perundungan tapi berhasil bangkit berkat dukungan guru dan orang tuanya.

“Kisah ini bukti bahwa guru dan orang tua sebagai tempat curhat itu sangat penting,” ujarnya.

Ketua Yayasan SMP–SMA Dhani, Dameria Triana Ambuwaru, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemkot Surabaya. Ia menegaskan bahwa yayasan bekerja sama dengan Dispendik dan DP3APPKB untuk menguatkan nilai Pancasila, budi pekerti, dan pengajaran agama di sekolah. Karena banyak orang tua sibuk, pihak yayasan akan menggelar Kelas Parenting pada 2 Desember 2025 agar pemahaman orang tua dan sekolah selaras.

Baca Juga:  Gathering Pasien Transplantasi Ginjal, Siloam Angkat Kisah Nyata dan Harapan Baru

“Kami ingin orang tua dan guru menjadi teman curhat yang nyaman. Dengan begitu, bullying bisa di cegah sejak awal,” kata Dameria.

Sekolah Ramah Anak

Sementara itu, Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memastikan Sekolah Ramah Anak benar-benar terwujud. Guru di minta menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan. Peran guru BK di perkuat sebagai garda terdepan. Di SMP, guru BK memegang kendali pendampingan. Di SD, guru kelas 4 dan 5 juga di libatkan sebagai penjaga pertama kondisi psikologis siswa.

Dispendik juga memaksimalkan fungsi Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah. Guru di minta sigap mengenali tanda-tanda anak bermasalah, seperti murung dan menarik diri.

Yusuf menegaskan bahwa tantangan terbesar saat ini datang dari dunia digital. Anak mudah meniru konten negatif tanpa memahami dampaknya. Karena itu, pencegahan di fokuskan pada penguatan toleransi, kemampuan bersosialisasi, dan pembentukan konselor sebaya agar siswa punya tempat aman untuk bercerita.

“Bullying tumbuh dari rendahnya toleransi. Kunci pencegahan adalah deteksi cepat dan netralisasi dini. Jika guru tidak sigap, dampaknya bisa panjang dan melukai mental anak,” pungkasnya. (r6)

Pos terkait