D-ONENEWS.COM

Pemkot Surabaya Tambah Kategori Penerima Program Permakanan

Surabaya (DOC) – Awalnya hanya diterapkan pada lansia miskin yakni para orang tua yang sudah berumur 56 tahun ke atas. Pemerintah Kota Surabaya kini akan menambah kategori penerima manfaat program permakanan

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, dikutip antara Rabu, 31/10 menceritakan bahwa program permakanan tersebut berawal dari jajaran Pemkot Surabaya menemukan adanya orang terlantar dengan kondisi kelaparan yang meninggal. Namun, orang tersebut bukan warga Surabaya.

“Melihat hal itu, saya merasa iba. Sehingga akhirnya muncul ide gagasan untuk membuat program permakanan itu. Saya tidak mau ada orang Surabaya yang meninggal karena kelaparan,” katanya.

Program permakanan tersebut, lanjut dia, awalnya hanya diterapkan pada lansia miskin yakni para orang tua yang sudah berumur 56 tahun ke atas. Menurutnya, lansia menjadi prioritas utama karena kebanyakan mereka tinggal sendiri.

Walaupun Pemkot Surabaya mempunyai Griya Werdha, lanjut dia, namun kebanyakan dari mereka memilih untuk tinggal di rumah sehingga kemudian lansia menjadi prioritas utama mendapat program permakanan tersebut.

“Akhirnya lansia kita dahulukan. Kemudian kita tambah lagi penerima program permakanan yakni anak yatim dan orang difabel,” ujarnya.

Risma daftar penerima manfaat (DPM) permakanan pada awalnya berjumlah sebanyak 29.249 orang dengan rinciannya 17.537 lansia miskin, 5.712 anak yatim piatu dengan usia di bawah 18 tahun dan penyandang difabel, sebanyak 6.000 orang penerima.

Sementara untuk orang yang bertugas memasak permakanan, lanjut dia, merupakan warga yang ditunjuk oleh pihak RT–RW setempat. Biasanya mereka merupakan kader, pekerja sosial, atau warga miskin di wilayahnya.

Seiring berjalannya waktu, Risma pun kemudian menggagas ide baru untuk menambah kategori penerima permakanan. Sebanyak 260.636 orang menerima program permakanan tambahan itu yang diberikan sebulan sebanyak empat kali.

Adapun rinciannya yakni, lansia miskin sebanyak 57.311 penerima, balita 164.000, siswa PAUD 33.737, balita kekurangan gizi 280 anak, ibu hamil/menyusui 1.020, cancer patients 825, pasien TBC 2.300, penderita HIV/AIDS 150, pasien lepra/kusta 80, petugas fogging 128, siswa PAUD 30.100 (makanan bergizi) dan terakhir pos PAUD (PPT) sebanyak 1.397.

“Sebulan sekali dokter juga melakukan pemeriksaan ke rumah-rumah penderita TBC dan HIV/AIDS,” katanya.

Sementara untuk lansia, kata dia, Pemkot Surabaya mempunyai posyandu lansia yang memberikan layanan pemeriksaan kesehatan secara gratis, seperti layanan pemeriksaan kolesterol, asam urat, gula darah, mata, dan tekanan darah tinggi.

“Itu dokter datang, dan itu semua gratis. Semua lansia (miskin) yang tergabung di posyandu lansia itu, kita tambahi makanan tambahan yang bergizi,” kata dia.

Selain posyandu lansia, kata dia, Pemkot Surabaya juga mempunyai program posyandu balita dan remaja. (ant/wan)

Loading...

baca juga