D-ONENEWS.COM

Turunnya BI Rate Akan Picu Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Surabaya, (DOC)-Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-days reverse repo rate menjadi 4,5 % per tahun. Kebijakan itu mendapat respon baik dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Surabaya.
Ketua KADIN Surabaya, Jamhadi menjelaskan, turunnya suku bunga acuan menjadi 4,5% pada Agustus 2017 ini bisa mendorong penyaluran kredit dan pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya itu, dia juga berharap suku bunga kredit komersial bisa ikut menyusul menjadi satu digit dan merata di seluruh perbankan. “Tentu ini menjadi kabar baik di peringatan Hari Kemerdekaan RI. Kita sangat apresiasi Presiden Jokowi dan Bank Indonesia atas kebijakan tersebut. Karena, kebijakan itu bisa menggairahkan ekonomi di sektor riil,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin (04/09/2017).
Ia menjelaskan, dengan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia uang yang non produktif yang disimpan pemiliknya segera di register ke bank, sehingga semua bisa masuk sektor riil.
Lebih lanjut Jamhadi mengatakan, sektor riil tentunya akan bergairah dengan turunnya suku bunga perbankan. Hanya saja, kata Jamhadi, penurunan BI rate ini harusnya diikuti oleh turunnya bunga bank swasta lainnya. “Jadi semua sektor ekonomi bisa langsung bergerak.”terangnya.
Seperti di informasikan sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo (7DRR) Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. Dengan keputusan tersebut, sejak Januari 2016 sampai Juli 2017, BI telah menurunkan suku bunga acuan hingga 150 basis poin. Dengan penurunan suku bunga acuan sejak 2016, suku bunga kredit ikut turun 73 persen dan suku bunga deposito ikut turun 97 persen.
Menurut data BI, sejak Januari 2016 hingga Juli 2017, suku bunga kredit turun 110 basis poin. Sementara itu, suku bunga deposito turun 145 basis poin. Saat ini rata-rata suku bunga kredit berada di level 11,73 persen dan rata-rata suku bunga deposito di level 6,49 persen.
“Kami juga mendorong perbankan membiayai perekonomian, tidak hanya dari kredit, tapi juga melalui sekuritas. Sehingga kami akan mengkaji perluasan loan to funding ratio.” Ungkap Jamhadi. (Trish)

Loading...