Dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi dengan di dampingi oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK, Rini Indriyani, jajaran Asisten dan Kepala PD di lingkup Pemkot Surabaya, sempat menitikkan air mata. Wali Kota Eri Cahyadi tidak tega melihat ada perempuan yang bekerja sebagai pengemudi ojol di Surabaya.
“Ketika saya bayangkan, panjenengan semua adalah orang tua atau ibu saya, tentu sebagai seorang anak, tidak mungkin ada ke ikhlasan ketika ibunya harus bertarung sampai dengan larut malam,” kata Wali Kota Eri Cahyadi sembari menyeka air matanya.
“Anak saya bilang, ‘Yah uangnya tak tambahin ya?’,” menirukan ucapan putranya.
Mulanya, Cak Eri menganggap memberikan tips itu wajar di lakukan oleh Pasha, ketika membeli makanan melalui jasa ojol. Tapi, yang membuat Cak Eri heran, putranya itu menambah uang tips lebih dari biasanya. “Kok tumben, nggak kayak biasanya. Ternyata anak saya bilang kalau pengemudinya perempuan. Mak deg (kaget) saya,” ungkap dia.
Ida berharap, pelatihan dan bantuan ini tidak sia – sia dan bisa berkelanjutan. Bukan itu saja, kedepannya ia berharap terus di lakukan pendampingan oleh pemkot agar pendapatannya terus meningkat.
“Saya sudah ikut pelatihan, kami harap ke depannya bisa menambah penghasilan sehari – hari dan bisa di gunakan untuk bayar sekolah anak saya,” pungkasnya.(hm/r7)